Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/08/2022, 08:36 WIB
Sandra Desi Caesaria

Penulis

KOMPAS.com - Kopi masih menjadi salah satu komoditas pangan primadona di Indonesia.

Asal-usul semua jenis kopi sebenarnya datang dari Ethiopia, Afrika kemudian disebarkan melalui jalur perdagangan. Hingga akhirnya dibudidayakan di Indonesia sejak jaman kolonial Belanda.

Umumnya, konsumen Indonesia menyukai jenis kopi Arabica dan Robusta. Namun, selain kedua jenis kopi tersebut masih terdapat dua jenis kopi lain yang belum terlalu populer di Indonesia. Yakni kopi Excelsa dan Liberica.

Baca juga: Telur Puyuh Mengandung Kolesterol Tinggi? Ini Penjelasan Dosen IPB

Keempat jenis kopi ini memiliki perbedaannya tersendiri. Kopi Arabica (coffea arabica) dan robusta (coffee canipora), merupakan spesies berbeda dan memiliki persyaratan tumbuh yang berbeda.

Arabica tumbuh baik di dataran tinggi pegunungan dengan udara dingin, sedangkan robusta di dataran lebih rendah dan di udara lebih hangat.

Karena perbedaan lokasi tumbuh ini, menjadikan kopi robusta lebih mudah dibudidayakan di tempat yang ketinggiannya lebih rendah.

Robusta juga lebih tahan penyakit daripada Arabica sehingga pembudidayaannya lebih mudah. Hal ini menyebabkan petani Indonesia lebih menggemari budidaya Robusta.

Baca juga: Pakar IPB: Khasiat Tanaman Porang, Cegah Kanker dan Gula Darah

Sekitar 90 persen budidaya kopi Indonesia didominasi oleh jenis Robusta daripada jenis kopi lainnya, sisanya adalah Arabica.

Peneliti Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology (Seafast) Center Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University, Dian Herawati menceritakan lebih lanjut mengapa arabica populer.

“Namun belakangan ini Arabica mulai digemari karena masyarakat mulai tahu bahwa kopi ini memiliki cita rasa lebih superior atau enak dibandingkan Robusta,” terangnya, dilansir dari laman IPB University.

Menurutnya, kopi Robusta cenderung bernilai ekonomi lebih rendah karena harganya murah dan sudah dikomersialkan dalam skala besar.

Sedangkan Arabika lebih sulit dibudidayakan sehingga nilai ekonominya lebih tinggi.

“Arabika secara sensori lebih unggul, cita rasanya seimbang dan aromanya lebih kaya dan unik. Aromanya bisa seperti buah, rempah, coklat atau karamel. Rasanya juga kaya, seperti pahit, asam, dan manis,” ujar dosen IPB University di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan ini.

Dibandingkan dua jenis kopi tersebut, kopi Excelsa (Coffea liberica var. dewevrei) dan Liberica (Coffea liberica var. liberica) tidak terlalu popular karena permintaan pasarnya memang rendah. Kontribusi kedua jenis kopi ini tidak lebih dari dua persen karena ditanam dalam jumlah terbatas.

Baca juga: Bayam Liar Bisa Menghasilkan Emas, Ini Penjelasan Dosen IPB

Menurutnya, dari segi kemudahan budidaya juga tidak semudah kopi Arabica sehingga posisinya di Indonesia terseleksi secara alami. Padahal sebenarnya kedua kopi ini secara karakteristik masih memiliki keunikan tersendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com