Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Mengenal Profesi dan Peran Bidan Menjaga Ibu saat Melahirkan

Kompas.com - 10/08/2022, 22:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Nika Halida Hashina dan Ristiana D. Putri

KOMPAS.COM - Profesi dan peran bidan sangat penting untuk menjaga kestabilan kesehatan di masyarakat, terutama kelangsungan hidup ibu dan bayi. Dalam hal ini, bidan berperan sebagai pembantu masa kehamilan hingga pasca kelahiran.

Kompetensi bidan dapat diukur melalui indikator keberhasilan pembangunan kesehatan, yaitu umur harapan hidup (UHH). Indikator ini berfokus pada angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian ibu (AKI).

Menurut BPS, angka kematian bayi (AKB) merupakan indikator penting untuk mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Bayi yang baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan tempatnya tinggal dan status sosial orangtua.

Upaya penurunan AKB dan AKI mulai didapatkan dengan meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan melalui Puskesmas dan Posyandu. Ini guna meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai perilaku hidup sehat dalam menjaga tumbuh kembang anak secara berkelanjutan.

Peran dan fungsi bidan juga dibahas oleh Safira Cantika Desra, Bidan dan Co-Founder @bidandesi, lewat siniar Obrolan Meja Makan episode “Peran Bidan dalam Mendampingi Calon Ibu”.

Cantika menjelaskan bahwa kebanyakan bidan tergabung ke dalam The International Confederation of Midwives (ICM) atau organisasi bidan seluruh dunia. ICM telah membuat standar tugas dan peran seorang bidan secara rinci.

Baca juga: Hari Bidan Nasional 2022, Ini Sejarah, Tema, dan Twibbonnya

Tugas dan Peran Seorang Bidan

Dalam ICM, bidan tidak hanya membantu ibu yang ingin melahirkan, tetapi juga sebagai pelayan mandiri pada masa promotif dan preventif. Bidan juga fokus di sepanjang siklus reproduksi manusia.

Cantika menyebutkan bahwa tugas bidan sangat kompleks, di antaranya melayani kebutuhan sejak pranikah, prakonsepsi, hamil, persalinan, nifas, bayi baru lahir, balita, anak prasekolah, kesehatan reproduksi perempuan, keluarga berencana, sampai ke menopause.

Bidan juga menjunjung tinggi fisiologi dan kelahiran bayi secara normal. Cantika juga menyebutkan bahwa seorang bidan lebih mendukung fitrah seorang perempuan dan membantu ia mendapatkan fitrahnya sebagai manusia.

Sebagai bidan, tugas yang dilakukan tentunya harus mengikuti prosedur yang ada dan berbasis bukti. Bidan juga berusaha untuk meminimalisasi intervensi medis atau tindakan medis jika tidak perlu. Namun jika diperlukan, biasanya bidan akan bekerja sama dengan dokter dan meminta sarannya.

Di Puskesmas, bidan bertugas di Poli Kesehatan Ibu dan Anak. Di Poli itu, dokter tak dapat berdiri sendiri tanpa bidan. Biasanya bidan akan merawat proses kelahiran fisiologi, sementara dokter akan turun tangan saat terjadi komplikasi dan sebagainya.

Selain itu, jika proses melahirkan dilakukan secara normal, bidan yang akan menangani. Sementara itu, proses melahirkan secara caesar ditangani oleh dokter.

Cara Mendapatkan Bidan yang Tepat

Bidan yang baik mampu membangun komunikasi interpersonal dengan pasiennya. Jika hubungan interpersonal ini tidak baik, kedua belah pihak akan merasa tidak nyaman.

Untuk itu, sebagai pasien, kita juga perlu turut andil untuk berkomunikasi aktif. Selain itu, jika benar-benar tidak menemukan kecocokan, sebaiknya mengganti bidan demi kenyamanan bersama dalam waktu yang dibutuhkan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com