Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen Unair Ungkap Jenis, Cara Penularan, dan Gejala Hepatitis

Kompas.com - 05/08/2022, 11:42 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Dosen dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK Unair, Ummi Maimunah mengaku, virus hepatitis yang saat ini sudah ada, yakni hepatitis A, B, C, D, dan E.

Jenis hepatitis itu sudah terbukti di laboraturium.

Akan tetap, kata dia, ada jenis lain yang sampai saat ini belum ada alat pemeriksaannya.

Baca juga: Sosok Michael Agung, Lulus Kuliah dari ITB dengan Nilai IPK 3,99

Ummi menjelaskan, masing-masing jenis hepatitis memiliki cara penularannya sendiri.

Untuk hepatitis A dan E menular melalui makanan dan minuman.

Sementara hepatitis B dan C melalui kontak darah. Sedangkan untuk hepatitis D menumpang pada hepatitis B yang dimiliki seseorang.

"Berkaitan dengan orang-orang yang berisiko untuk terkena hepatitis, Ummi memaparkan bahkan tenaga kesehatan, pengguna narkoba, dan ibu hamil kepada anaknya adalah orang-orang yang berisiko tinggi," ucap dia melansir laman Unair, Jumat (5/8/2022).

Gejala hepatitis

Dia mengungkapkan, gejala dari hepatitis bervariasi sesuai jenisnya.

Untuk hepatitis A, sebut dia, gejalanya akan sangat terlihat dalam tiga fase.

Fase pertama yaitu gejala seperti flu, demam, dan mual.

Baca juga: Ini 10 Manfaat Jalan Kaki Menurut Dosen UM Surabaya

Fase kedua yaitu mata dan badan yang terlihat kuning. Sedangkan fase ketiga yaitu fase penyembuhan.

Untuk hepatitis B dan C gejala awalnya tidak terlihat dan cenderung terlihat gejalanya ketika sudah kronis.

Oleh karena itu, dia mengimbau untuk seluruh masyarakat Indonesia, agar lebih hati-hati terhadap hepatitis dan rutin melakukan check up di layanan kesehatan terdekat.

Hepatitis pada ibu hamil

Dosen dari Departemen Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran Unair, Dr. M Ilham mengatakan, terkait hepatitis pada ibu hamil yang menjadi fokus utama adalah penularan hepatitis dari ibu hamil kepada anak yang dikandungnya.

Penularan itu kemungkinan kecil dapat melalui plasenta dan kemungkinan besar melalui proses persalinan.

Baca juga: Psikolog UGM: Ini 5 Macam Pola Pengasuhan Anak dalam Keluarga

Meskipun sebagian besar penularan hepatitis dari ibu hamil kepada anak dalam kandungannya tidak menyebabkan kecacatan bawaan, tentu hal ini akan sangat merugikan mengingat adanya kemungkinan kelahiran prematur.

"Sejauh ini belum ada cara untuk mendeteksi hepatitis dari dalam rahim," ungkap M Ilham.

Sehingga, ketika dilakukan screening secara universal dan ibu hamil terdeteksi positif hepatitis, maka ibu hamil itu akan dipantau dan diperiksa lebih lanjut.

Hepatitis pada anak-anak

Ilham menjelaskan hepatitis pada anak juga sering terjadi.

Bahayanya, hepatitis pada anak sering tidak bergejala.

Baca juga: Kisah Haru Ibu Wakili Wisuda S1 di Unesa karena Anaknya Telah Tiada

"Hepatitis pada anak-anak itu sebagian besar ringan, bukan problem besar," jelas M Ilham.

Dia memastikan, hepatitis pada anak biasanya ditularkan dari ibunya saat hamil.

Hepatitis misterius

Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK Unair, Dr. Bagus Setyoboedi menjelaskan, terkait hepatitis misterius masih diteliti lebih lanjut untuk bisa menemukan penyebabnya dan cara pencegahannya.

Kenapa dikatakan hepatitis misterius? Karena setelah melakukan pengecekan, tidak ditemukan adanya jenis hepatitis A, B, C, D maupun E, tetapi terlihat gejalanya berat.

Baca juga: Kasus Meme Stupa Roy Suryo, Pakar Unair: Kebebasan Berekspresi yang Lewat Batas

Akan tetapi, Bagus menegaskan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan hepatitis misterius ini, karena jika melindungi diri dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), maka kecil kemungkinan untuk tertulis hepatitis misterius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com