Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/08/2022, 10:15 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Gaya pengasuhan tertentu dapat mendorong sikap positif terhadap pendidikan atau efikasi diri akademik yang lebih tinggi sehingga akan memengaruhi niat untuk memperoleh kebaikan nilai dan selanjutnya berdampak pada hasil akademik.

Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa gaya pengasuhan dapat membantu mendorong pengembangan kompetensi psikososial yang sehat yang pada gilirannya mempengaruhi prestasi sekolah (Hayek, Schneider, Lahoud, Tueni, & de Vries, 2022).

Baca juga: Sosok Michael Agung, Lulus Kuliah dari ITB dengan Nilai IPK 3,99

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui pola pengasuhan anak yang sehat dalam keluarga.

Psikolog dari UGM, Dr. Diana Setiyawati menyatakan, pada umumnya pola pengasuhan anak terdapat lima macam.

Pertama, gaya pengasuhan otoriter mempunyai aturan dan harapan yang kaku, menegakkan dengan ketat, cenderung mengekang, dan over protective.

Perilaku anak yang terlihat dari gaya pengasuhan ini adalah mudah terlibat konflik, mudah tersinggung, rentan terhadap stres, emosi tidak stabil, dan sulit mengambil keputusan.

Kedua, gaya pengasuhan permisif mempunyai aturan atau harapan tidak jelas, tidak konsisten dalam menerapkan disiplin atau memberikan umpan balik, membiarkan preferensi anak, dan jarang memaksa anak untuk sesuai dengan standar orangtua.

"Perilaku anak yang terlihat dengan gaya pengasuhan ini adalah impulsif-agresif, memberontak, mendominasi, dan kurang berpestrasi," ucap dia melansir laman UGM, Kamis (4/8/2022).

Ketiga adalah gaya pengasuhan penolakan (rejecting style) yang mempunyai aturan dan harapan yang kaku, tidak perhatian terhadap kebutuhan anak, dan jarang memiliki harapan terhadap anak.

Baca juga: Kisah Haru Ibu Wakili Wisuda S1 di Unesa karena Anaknya Telah Tiada

Perilaku anak yang terlihat adalah tidak dewasa atau kekanak-kanakan dan memiliki masalah psikologis.

Gaya pengasuhan yang keempat adalah tidak terlibat (univolved style).

Pola ini mempunyai gaya pengasuhan dengan aturan dan harapan yang tidak jelas, mengabaikan, membiarkan anak selama tidak mengganggu orang tua.

"Perilaku anak yang terlihat adalah menarik diri, soliter atau menyendiri, dan kurang berprestasi," ucap dia yang juga menjadi Kepala Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM.

Kelima adalah gaya pengasuhan authoritative style yang mempunyai aturan dan harapan yang jelas, ada kedekatan dan kontrol, bersikap terbuka pada anak, dan memberikan umpan balik.

Perilaku anak yang terlihat adalah mandiri, ceria, mampu mengelola stres, dan berprestasi.

"Dua hal penting terkait pengasuhan adalah adanya dukungan (kedekatan) dan kontrol (fleksibilitas). Gaya pengasuhan authoritative adalah yang ideal. Tentu saja karakter anak yang mandiri, ceria, mampu mengelola stres dan berprestasi adalah yang kita inginkan," ucapnya

Diana menyampaikan, keluarga yang menerapkan gaya pengasuhan yang sehat mempunyai kesehatan mental yang lebih baik dan dapat menjaga hubungan yang positif dengan orang lain serta memiliki tujuan dalam hidup.

Pola pengasuhan yang baik juga, kata dia, ditemukan dengan nutrisi anak yang baik dan terjamin, mengembangkan kendali diri yang tinggi pada anak, dan mencegah perkembangan perilaku anti sosial.

Baca juga: Kasus Meme Stupa Roy Suryo, Pakar Unair: Kebebasan Berekspresi yang Lewat Batas

"Pola pengasuhan anak yang sehat kuncinya adalah ayah dan bundanya kompak, yang pada akhirnya bermuara pada ketangguhan keluarga," tegas dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com