Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Webinar Unair Bahas Manfaat Sel Punca untuk Tangani Luka Bakar

Kompas.com - 28/07/2022, 14:24 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com - Sel punca atau yang sering disebut stem cells memiliki banyak manfaat di bidang kesehatan.

Salah satunya untuk penyembuhan luka bakar yang memang membutuhkan penanganan khusus.

Dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi Rumah Sakit Pusat Pertamina Dr Afriyanti Sandhi mengatakan, luka bakar dapat memiliki tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi mencapai diatas 30 persen jika tidak ditangani dengan benar.

Hampir 30.000 kasus luka bakar terjadi tiap harinya, dimana 90 persen berasal dari negara low-middle income seperti Indonesia.

Baca juga: 8.116 Peserta Rebutkan 1.600 Kursi di Ujian Tulis Jalur Mandiri Unair

Tutup luka bakar dengan sel punca

Menurut Afriyanti Sandhi, dalam luka bakar, terjadinya infeksi dan sepsis adalah penyebab utama terjadinya kematian pada pasien.

"Tindakan untuk mencegah inflamasi dan munculnya respons hipermetabolik dalam 72 jam pasca-kejadian adalah hal yang menentukan keselamatan pasien," terang Afriyanti Sandhi dalam webinar Multidicipline Approach of Stem Cell Therapy seperti dikutip dari laman Unair, Kamis (28/7/2022).

Afriyanti Sandhi menerangkan, penanganan dalam luka bakar diawali dengan membuang sel yang mengalami nekrosis akibat terbakar. Setelah itu, dilanjutkan dengan menutup luka supaya tidak terjadi infeksi.

"Saat ini, yang mulai banyak digunakan oleh para ahli adalah menutup luka dengan sel punca (stem cell)," urai Afriyanti Sandhi.

Metode aplikasi sel punca untuk luka bakar

Dr Afriyanti menjelaskan, ada beberapa metode dalam aplikasi sel punca untuk menangani luka bakar. Salah satu yang paling banyak adalah dengan autologus skin graft atau mencangkok kulit pasien yang tidak terluka ke luka bakar.

Baca juga: Dosen UM Surabaya Ungkap Tips Hemat Membangun dan Merenovasi Rumah

Namun, metode ini akan sulit diterapkan untuk orang dengan luka bakar diatas 50 persen.

"Untuk itu, saat ini dikembangkan metode allogenic skin graft dalam bentuk kadaver kulit yang disimpan dalam skin bank," imbuh Afriyanti.

Ia menjelaskan, sel kulit korban juga bisa dikultur untuk dijadikan lembaran-lembaran skin graft yang dapat digunakan untuk menutup defect luka.

"Metode ini disebut dengan Cultured Ephitellial Autograft," tandasnya.

Afriyanti mengungkapkan, metode Dermal Regenerative Template. Metode yang juga disebut Acellular Dermal Matrix ini terbuat dari scaffold atau kombinasi dari biomaterial yang bisa di shading dengan sel punca pasien.

"Selain itu, metode lain yang menggunakan scaffold adalah Self Assembled Bilayer Skin Subtitute. Dimana kita bisa menciptakan kulit layaknya kulit manusia (terdapat dermis dan epidermis) menggunakan scaffold dan sel punca," beber dia.

Baca juga: Buku PPKn Kelas VII Ditarik, Kemendikbud Ristek Lakukan Kajian Ulang

Afriyanti menambahkan, cell pray ini terbuat dari secretome yang merupakan derivat dari sel punca yang mengandung banyak growth factor dari sel.

"Cell spray dapat mempercepat regenerasi dari sel kulit pasien dan banyak diaplikasikan untuk luka bakar dengan derajat yang tidak terlalu dalam," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com