Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Unair Ungkap Perbedaan Ganja Medis dengan Ganja Rekreasional

Kompas.com - 14/07/2022, 13:08 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Baru-baru ini warganet ramai memperbincangkan terkait isu legalisasi ganja medis.

Perbincangan tersebut datang dari seorang ibu yang mengumumkan bahwa anaknya membutuhkan ganja medis untuk terapi cerebal palsy.

Baca juga: Dosen FK Unair Sarankan Hal Ini Sebelum Legalisasi Ganja Medis

Hal itu kemudian mendapat simpati dari masyarakat sehingga mengusulkan legalisasi ganja ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Melihat dari sisi kesehatan, ganja medis memang memiliki ragam manfaat.

Senada dengan penyampaian Dokter dari Divisi Psikiatri Adiksi di Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) dr. Soetjipto.

Menurut dia, ganja medis memiliki keunggulan, yakni dapat mengatasi beragam penyakit.

"Menurut penelitian, ganja medis dapat mencegah glaukoma. Bisa juga anti epilepsy atau anti-kejang yang bermanfaat bagi penderita cerebal palsy. Ganja medis sebagai penenang alami, membantu menumbuhkan tulang pada pasien osteoporosis, antidiabetes, antihipertensi, antikanker, antinyeri, pengobatan diabetes melitus, dan terapi penyakit lupus," kata dia melansir laman Unair, Kamis (14/7/2022).

Perbedaan ganja medis dengan ganja rekreasional

Dia menyatakan, ganja memang memiliki banyak jenis.

Jenis ganja medis dengan ganja rekreasional (ganja yang biasa digunakan untuk narkoba) memiliki perbedaan.

"Ganja medis banyak dipakai untuk hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan. Di dalamnya terkandung cannabidinol (CBD)yang dapat menjadi obat terapi bagi berbagai macam penyakit," jelas dia.

Baca juga: Profesor IPB: Tempe Jenis Makanan Baik bagi Penderita Diabetes

Sedangkan terkait dengan ganja rekreasional mengandung tetrahidocannabinol (THC) yang tinggi.

Kandungan tersebut, kata dia, bisa menyebabkan seorang pengguna dapat mengalami sensasi “high” atau “fly.”

"Istilah untuk ganja medis adalah cannabis sativa atau hemp. Sedangkan penyebutan untuk ganja rekreasional adalah cannabis indica atau mariyuana," tutur dia.

Cara gunakan ganja medis

Agar dapat memberikan manfaat yang tepat, dia menyebut cara penggunaan ganja medis harus tepat.

Jika salah pemakaian ganja medis, maka akan menimbulkan akibat yang fatal.

"Saat ini di Indonesia belum ada panduan yang jelas mengenai aturan penggunaan ganja untuk keperluan medis. Karena, ganja masih tergolong narkotika golongan satu. Penggunaannya hanya boleh untuk penelitian dan belum diperbolehkan untuk tujuan pengobatan," ucap dr. Tjipto.

Namun, dia menambahkan, penggunaan ganja medis akan berbeda dengan konsumsi ganja rekreasional.

Biasanya penggunaan ganja medis melewati proses penyulingan. Dari proses tersebut kemudian menghasilkan minyak ganja.

Baca juga: Ada Residu Pestisida di Mi Instan? Begini Penjelasan Ahli Gizi Unair

"Jadi, tidak serta-merta penggunaan pada umumnya yang seperti rokok. Karena, kalau menggunakannya seperti rokok, maka efek sampingnya akan lebih banyak. Rokok dapat menimbulkan adanya zat-zat berbahaya dari proses pembakaran daun ganja kering," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com