Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Perjuangan Anak Petani Asal Yogyakarta Bisa Kuliah di UGM

Kompas.com - 11/07/2022, 21:07 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Lahir dan besar di pedesaan kaki Gunung Lawu, Magetan, Jawa Timur, Apia Dewi Agustin (22) tidak menyangka jika dirinya tidak lama lagi akan menyelesaikan kuliahnya di prodi Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM.

"Sekarang sedang di penghujung semester 8. Bentar lagi lulus," kata dia melansir laman UGM, Senin (11/7/2022).

Baca juga: Sering Minum Kopi? Ini 5 Dampaknya Kata Pakar Kesehatan UM Surabaya

Dewi memiliki orangtua yang bekerja sebagai petani sayur. Ibunya pun berjualan di rumah.

Meski merasa senang, tapi dia sedikit sedih karena ayahnya sudah berpulang satu tahun lalu.

Hanya sang ibu yang terus menyemangatinya untuk terus menyelesaikan kuliahnya.

"Ibu pedagang toko kelontong sederhana di depan rumah. Rumahku di pedesaan. Rata-rata penghasilan mungkin sekarang sekitar Rp 1 juta-an, efek pandemi juga sih. Ayahku meninggal di tahun 2021 kemarin. Tapi sakitnya sudah lama, semenjak aku masuk kuliah udah jatuh sakit," jelas dia.

Dewi merasa beruntung, ketika masuk di UGM 4 tahun lalu, dia tidak mendaftar beasiswa bidikmisi saat pendaftaran.

Namun, karena dia masuk dalam kelompok UKT 2, sehingga pada semester 1 diikutkan pada beasiswa bidikmisi.

"Dulu dapat rekomendasi bidikmisi gitu dari Ditmawa (Direktorat Kemahasiswaan) di awal semester 1. Jadi nggak ngajuin sedari awal kuliah gitu. Mungkin karena dulu aku tergolong UKT 2 ya, jadi terekomendasi bidikmisi juga," ujar dia.

Dia mengaku, pilihannya pada prodi Akuntansi sudah dimulai sejak duduk di bangku SMP.

Baca juga: Profesor IPB: Tempe Jenis Makanan Baik bagi Penderita Diabetes

Kebetulan di SMA, dirinya sudah masuk kelas IPS dengan guru pengampu pelajaran ekonomi selama 3 tahun berturut-turut.

"Guru ekonomiku selama 3 tahun di SMA tuh sama. Sangat inspiratif dan favorit banget. Ngarahin aku untuk ikut lomba, OSN, ikut pembinaan dan sebagainya. Jadi banyak interaksi dan lebih intensif dibanding sama mapel lain selama SMA," tutur dia.

Tidak hanya itu, kata Dewi, saat menjelang lulus nilai ujian nasional untuk ekonomi termasuk tertinggi di kabupaten Magetan. Bahkan tercatat nilai tertinggi di almamater.

"Jadi secara nggak langsung tersugesti dan termotivasi juga ya. Kemudian, dari lingkungan keluarga sendiri. Kakakku juga lulusan akuntansi. Jadi sedikit banyak dapat amunisi," ungkap dia.

Saat awal kuliah di UGM, Dewi mengaku sempat merasa belum percaya diri dengan dirinya, karena merasa teman-temannya yang berasal dari daerah lain yang lebih pintar darinya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com