Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Perjuangan Anak Petani Asal Yogyakarta Bisa Kuliah di UGM

Kompas.com - 11/07/2022, 21:07 WIB
Dian Ihsan

Penulis

"Terlebih aku dari desa ya. Dulu, banyak rasa minder dan insecure ketemu sama teman-teman yang keren-keren. Dan aku juga sendirian, gada temen 1 SMA yang seangkatan di FEB. Jadi mulai dari nol banget buat teman kenalan di FEB. Tapi Alhamdulillah lama-lama jadi terbiasa, dan enjoy aja sama keadaan," katanya.

Selain itu dukungan dari rekan kuliah dosen dan tendik di lingkungan FEB sangat membantu dirinya untuk beradaptasi belajar dengan baik.

"Buat aku mudah buat belajar. Jadi perlahan-lahan aku bisa membaur dan bisa hidup dg lingkungan FEB hingga saat ini. Jadi overall, sangat menyenangkan dan mengesankan," terang dia.

Untuk bisa mengikuti kuliah dengan baik, dia punya strategi sendiri, yakni dengan selalu membiasakan diri membaca materi dan buku yang bahasanya berbahasa Inggris.

Baca juga: Ada Residu Pestisida di Mi Instan? Begini Penjelasan Ahli Gizi Unair

Dia pun aktif di kelas, karena rekan seangkatannya juga sangat aktif.

"Peningkatan diri tidak hanya tentang wawasan dan pengetahuan saja, tapi juga pola pikir, tingkah laku, kedisiplinan, dan pengalaman," sebut dia.

Berkat KIP Kuliah bantu kelancaran kuliah di UGM

Dewi mengaku merasa beruntung adanya program beasiswa Bidikmisi (KIP Kuliah), di mana sangat membantu kelancaran kuliahnya.

Mengingat kondisi ekonomi keluarganya yang tidak bisa berbuat banyak untuk membiayai keperluannya selama kuliah.

Dia sempat mengingat saat orangtuanya tidak mengizinkan untuk kuliah di Yogyakarta, tapi dia tetap bersikeras untuk menjalaninya. Padahal, saat itu ayahnya sudah jatuh sakit.

"Beasiswa ini sangat membantu. Sangat-sangat-dan sangat membantu kelancaran kuliahku. Terlebih sebagai anak rantau juga. Terlebih lagi juga pas masuk kuliah kondisi ekonomi keluarga juga sedang nggak baik, karena bapak jatuh sakit," kenang dia.

Selam kuliah, kata Dewi, dia tidak hanya duduk manis mengikuti perkuliahan saja, tapi tetap aktif di luar kelas dengan ikut organisasi intra dan ekstrakurikuler.

"Ekstrakurikuler juga aktif di beberapa organisasi baik dalam maupun luar kampus. Bahkan sampai sekarang masih aktif di beberapa organisasi. Akademik juga tetep jadi prioritas utama. Lomba juga cukup hobi. Dan beberapa kegiatan pengembangan diri lainnya," ungkap dia.

Saat ini, dia tinggal menunggu ujian sidang skripsi. Lalu, penelitiannya tentang Sistem Informasi Akuntansi Wakaf yang dikerjakannya bersama dosen FEB dibaiayai oleh LPDP.

Baca juga: Pakar UM Surabaya: Banyak Konsumsi Daging Kurban Picu 9 Penyakit Ini

"Aku jadi asisten penelitian di sana sembari mengerjakan skripsi. Kemarin sempat magang di beberapa tempat. Doakan semoga segera lulus," tukas Dewi yang bercita-cita menjadi peneliti dan akademisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com