Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/06/2022, 10:21 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Data dari Puslitdatin BNN 2022 melaporkan data prevalensi penyalahgunaan narkoba di Indonesia mengalami peningkatan.

Angka prevalensi penyalahgunaan narkoba di Indonesia 2019 yaitu 1,80 persen dan meningkat menjadi 1,95 persen pada 2021.

Resiko perempuan terpapar narkoba setahun terakhir juga mengalami peningkatan dari 0,20 persen pada 2019 menjadi 1,21 persen pada 2021.

Baca juga: Siswa! Yuk Jauhi Narkoba, Ini Bahayanya bagi Tubuhmu

Selain itu, juga ada peningkatan keterpaparan narkoba pada kelompok umur 15-24 tahun dan 50-64 tahun di pedesaan.

Terkait Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) yang diperingati setiap 26 Juni, Dosen FMIPA Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof. Dr. Nuniek Herdyastuti, M.Si., memberikan tanggapan.

Menurutnya, sebagaimana tema yang diusung HANI tahun ini yakni 'Addressing Drug Challenges in Health and Humanitarian Crises', narkoba merupakan musuh bagi keberlangsungan hidup manusia. Narkoba merupakan musuh bersama dan bagian dari krisis kesehatan dan kemanusiaan itu sendiri.

Tingginya angka penyalahgunaan narkoba di Indonesia, menjadi pekerjaan rumah yang harus diprioritaskan seluruh elemen bangsa.

Tugas pencegahan dan penanganan dari pusat hingga daerah bahkan sampai pedesaan harus terstruktur, menjangkau semua dan seimbang.

"Tugas kita ini bukan untuk memberitahu masyarakat bahaya narkoba, tetapi juga menyentuh kesadarannya. Saya percaya, pengguna narkoba tahu betul bahaya narkoba, tetapi apakah mereka sadar kan tidak," terangnya seperti dikutip dari laman Unesa, Minggu (26/6/2022).

Baca juga: Akademisi UGM: Pemakai Narkoba Lebih Berisiko Terinfeksi Corona

Ia mengungkapkan, narkoba benar-benar bahaya bagi kesehatan fisik maupun psikis. Yakni bisa menurunkan kesadaran dan kesehatan, gangguan hidup secara umum bahkan sampai kematian.

Seperti morfin, salah satu zat dalam narkoba dengan kandungan utama opium merupakan sekelompok alkaloid yang termasuk derivat fenantren yang ‘bekerja’ sebagai penghilang rasa sakit.

Risiko bahaya narkoba

Menurut Dosen Kimia tersebut, jika morfin disalahgunakan dapat menyebabkan kecanduan dan mengakibatkan rangkaian efek berisiko antara lain:

  • merasa sakit
  • iritabilitas
  • tremor
  • lakrimasi
  • berkeringat
  • menguap
  • bersin-bersin
  • anoreksia
  • midriasis
  • demam
  • pernafasan cepat
  • muntah-muntah
  • kolik
  • diare

"Dan pada akhirnya penderita mengalami dehidrasi, ketosis, asidosis, kolaps kardiovaskuler yang bisa berakhir dengan kematian," tegasnya.

Baca juga: Ners Unair: 6 Vitamin untuk Kulit agar Sehat Berikut Jenis Makanannya

Tak hanya itu saja, ada kandungan metamfetamin atau d-desoxyephedrine yang merupakan salah satu senyawa psikotropika yang angka penyalahgunaannya tinggi.

Bahan ini dapat menyebabkan gangguan fungsi hati, ginjal, termasuk bisa membuat kerusakan syaraf hingga gangguan otak. Bahaya bahan-bahan ini ketika disalahgunakan harus disadari semua pihak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com