Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/06/2022, 13:21 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Bagi orangtua yang memiliki anak kecil terkadang sering tak bisa mengontrol emosi. Apalagi jika si anak tidak bisa diatur atau semaunya sendiri.

Bahkan jika tidak bisa mengontrol emosi, maka bisa berkata kasar pada anak. Hingga terjadi tindak kekerasan misalnya saja memukul anak.

Tentu, hal ini tidak boleh. Bagaimanapun Ayah, Bunda atau orangtua harus mampu mengelola emosi dengan benar dalam mengasuh anak, karena semua hal itu akan berdampak pada proses tumbuh kembang mereka.

Baca juga: Psikolog UGM: Begini 5 Cara Kontrol Emosi

Jika anak mendengar kata-kata kasar, bisa saja anak akan meniru dikemudian hari. Begitupun dengan tindakan kekerasan. Apapun yang Ayah Bunda lakukan tidak menutup kemungkinan akan dilakukan juga oleh anak dalam kehidupannya.

Maka dari itu, ada beberapa hal yang harus dihindari. Melansir laman Ruang Guru PAUD Kemendikbud Ristek, ini tips mengelola emosi saat menghadapi amarah anak.

Tips kelola emosi

1. Akui emosi diri sendiri

Akui dan terima emosi kita sendiri ketika kita menghadapi kemarahan anak. Ketika menghadapi kemarahan anak, tentu kita merasakan emosi tertentu.

Apapun itu, terima dulu emosi yang Ayah-Bunda rasakan agar energinya tidak habis untuk melawan emosi kita sendiri. Tapi energi tersebut bisa kita gunakan untuk mencari solusi yang efektif.

2. Bukan sesuatu darurat

Ingatlah bahwa kondisi ini bukan kondisi ‘darurat’ dan mengancam kita selama kita bisa menghadapinya dengan tenang dan tepat.

Baca juga: Perlukah Bedakan Mainan Anak Laki-laki dengan Perempuan? Ini Kata Psikolog

3. Anak sedang ungkapkan emosi

Ingatlah bahwa belajar mengungkapkan emosi adalah sesuatu yang baik. Ketika anak marah dan mengamuk, sebetulnya anak sedang belajar mengungkapkan emosinya.

Hanya saja caranya belum tepat. Untuk itu, orang tua perlu mengarahkan agar anak bisa mengekspresikannya dengan cara yang tepat.

4. Tidak perlu merasa tertekan

Ketika anak sedang marah, kita hanya perlu ‘hadir’ secara fisik dan emosional di hadapan anak. Saat anak marah, sebetulnya yang paling ia butuhkan adalah kehadiran orang tua untuk menemaninya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com