Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Film Horor Hantunya Selalu Perempuan?

Kompas.com - 27/05/2022, 08:42 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com -Film horor Indonesia menjadi salah satu genre film yang banyak ditonton masyarakat.

Beragam judul film horor, selalu saja menjadi tren bagi penikmat film Indonesia. Namun, ada satu pola yang hampir ditemui di banyak film horor. Yakni, objektifikasi terhadap perempuan. Banyak hantu di film horor diperankan perempuan.

Dosen Budaya Populer Fakultas Komunikasi Universitas Padjadjaran Justito Adiprasetio, dalam studinya menemukan bahwa hantu perempuan secara dominan muncul dalam film Indonesia selama periode 1970 hingga 2019.

Baca juga: 5 Alasan Pasangan Selingkuh, Ini Penjelasan Sosiolog Unair

Perempuan hampir selalu menjadi tokoh sentral dalam film horor yang direpresentasikan sebagai hantu (paranormal) atau monster atau makhluk menyeramkan.

Bersama Pengajar Luar Biasa pada Program Studi Televisi dan Film Fikom Unpad Annissa Winda Larasati, Tito memetakan ada 559 film horor Indonesia yang diproduksi antara 1970-2019. Dari jumlah tersebut, sebanyak 60,47 persen atau 338 film menghadirkan sosok perempuan sebagai hantu utama.

Sementara 24,15 persen atau 135 film menghadirkan sosok laki-laki sebagai hantu utama. Sisanya, 15,38 persen atau 86 film horor menghadirkan sosok laki-laki dan perempuan sebagai hantu utama.

“Makin ke sini, persentase hantu perempuan sebagai tokoh utama makin banyak,” ungkap Tito, dilansir dari laman Unpad

Beberapa alasan mengapa perempuan banyak dijadikan sosok hantu adalah representasi terhadap kondisi sosial masyarakat.

Baca juga: 5 Ciri Orang Cerdas Bukan Hanya Dilihat dari IQ, Kamu Punya Ciri-cirinya?

Film horor, kata Tito, merupakan kepanjangan dari folklor yang ada di masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan adanya kepercayaan terhadap berbagai enis hantu perempuan, Ia berhipotesis, jika film merepresentasikan apa yang ada di masyarakat jika dalam konteks hantu, maka arketip hantu perempuan akan terepresentasikan dalam film-film horor.

Selain itu, dominasi laki-laki pada industri perfilman sangat kentara. Sutradara film horor banyak didominasi laki-laki sehingga cara pandang dalam film cenderung sangat laki-laki.

Kendati ada sejumlah sutradara perempuan yang menyutradarai film horor, tatapan misoginistik tetap tidak bisa dihindarkan. Corak misoginisme ini menganggap perempuan sebagai obyek ketakutan.

“Data besar menunjukkan bahwa perempuan sangat dimanfaatkan untuk menakut-nakuti. Ini yang menjadi problematik, bahwa film horor menyimpan ketimpangan gender,” ucapnya.

Baca juga: 8 Film Karya Sineas Indonesia yang Wajib Ditonton Pelajar

Corak yang sama, ditemukan Tito bahwa sebagian besar cerita hantu perempuan dalam film horor selalu digambarkan menjadi sosok pembalas dendam.

Banyak film menceritakan bagaimana hantu perempuan muncul dan menghantui korban setelah meninggal karena diperkosa atau mengalami tindak kekerasan lainnya. Hantu tersebut muncul untuk membalaskan dendam dengan cara menakut-nakuti hingga membunuh korbannya.

“Tidak hanya di Indonesia, beberapa film di negara lain juga motif seperti ini ada,” imbuh Tito. Motif tersebut merepresentasikan bahwa perempuan memiliki kekuatan untuk membalas kejahatan yang menimpanya meskipun bukan dalam keadaan hidup.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com