Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profesour Unair: Hewan yang Kena Wabah PMK Aman Dikonsumsi

Kompas.com - 13/05/2022, 13:08 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Mewabahnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di Jawa Timur dan Aceh nampaknya tidak hanya meresahkan peternak, tetapi juga masyarakat secara luas.

Berkaitan dengan hal itu, Prof. Mustofa Helmi Effendi dari Divisi Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) memberikan edukasi seluk beluk PMK dan penanggulangannya.

Baca juga: Dokter Unair Minta Orangtua Waspada Adanya Hepatitis Akut

"Virus ini berasal dari hewan berkuku belah dari negara yang belum bebas PMK. Virus ini bukan dari daging," kata Prof. Helmi melansir laman Unair, Jumat (13/5/2022).

Meskipun Indonesia juga mengimpor daging dari India dan Brazil, Prof. Mustofa mengatakan dalam proses impor yang legal pasti sudah dilakukan pengecekan oleh Rumah Potong Hewan (RPH), sehingga dapat dipastikan penyebaran PMK bukan berasal dari daging.

Prof. Mustofa menyampaikan, dimungkinkan adanya ilegal impor hewan berkuku belah kecil, seperti kambing atau domba yang membawa PMK ini.

"Silakan dimakan, aman, tetapi direbus atau dilayukan dahulu," tutur dia.

Teknik merebus maupun melayukan dapat mematikan virus penyebab PMK yang ada pada hewan berkuku belah yang sering dikonsumsi, seperti sapi, kambing, dan domba.

Wabah PMK tidak menular pada manusia

Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (OIE) menyatakan hewan-hewan yang tertular PMK harus dilakukan pemusnahan.

Akan tetapi, Prof. Mustofa menegaskan konsep yang diadopsi oleh negara-negara maju ini tidak bisa diadopsi di Indonesia, karena akan mengakibatkan efek yang membahayakan para peternak dan keuangan negara.

Apalagi, virus penyebab PMK akan mati dalam suhu tinggi.

Baca juga: Dosen UNS: Ini Cara Cegah Hepatitis Akut

Sehingga, hewan dengan PMK masih aman untuk dikonsumsi dan PMK juga tidak menular kepada manusia.

Akan tetapi, meskipun hewan dengan PMK aman untuk dikonsumsi dan tidak menular kepada manusia, dia mengimbau agar para peternak bersama-sama berjuang mencegah PMK menyebar lebih luas.

Sebab, tingkat kematian hewan khususnya pada hewan yang berumur muda akibat PMK cukup tinggi.

Hal pertama yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran PMK yaitu dengan melakukan desinfektan kandang secara teratur.

Kedua, jika terjadi wabah penyakit pada suatu kandang harus dilakukan karantina pada kandang tersebut. Hal itu untuk mencegah penyakit semakin menyebar secara luas.

Ketiga, jangan sesegera mungkin menjual hewan yang baru sembuh dari PMK.

Sebab, meskipun PMK merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya setelah 14-21 hari, sapi bisa menularkan PMK hingga satu tahun setelah sembuh bahkan kerbau bisa menularkan hingga lima tahun setelah sembuh.

Prediksi Indonesia bebas wabah PMK

Dia menyampaikan, diperlukan efek yang kuat dan dana besar untuk benar-benar membuat Indonesia bebas PMK, jika dibandingkan dengan kerugian yang dialami akibat wabah PMK.

Baca juga: 3 Calon Rektor Siap Bersaing Jadi Orang Nomor 1 UGM Periode 2022-2027

Akan tetapi, jika dana cukup untuk melakukan vaksinasi yang masif, maka diperkirakan 2-3 tahun ke depan Indonesia dapat bebas dari wabah PMK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com