Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko PMK: Bebas Stunting, 2045 Indonesia Dinahkodai Generasi Unggul

Kompas.com - 02/03/2022, 15:40 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com - Salah satu hal penting yang dipersiapkan menuju Indonesia Emas 2045 adalah pencegahan stunting atau gagal tumbuh pada anak.

Stunting menjadi sebuah tantangan besar karena kondisi ini tidak hanya mengganggu pertumbuhan fisik anak seperti bertubuh pendek/kerdil saja, tetapi juga terganggu perkembangan otaknya.

Hal ini tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.

Sehingga keberadaan stunting menjadi ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa menuju Indonesia Emas 2045.

Baca juga: Perusahaan Tambang Emas Ini Buka Lowongan bagi S1, Buruan Daftar

Harus manfaatkan bonus demografi sebaik mungkin

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Prof. Dr. Muhadjir Effendy mengatakan, Indonesia akan mendapat bonus demografi. Proses menuju bonus demografi ini sudah terjadi sejak 2012 dan puncaknya sekitar tahun 2030.

Setelah tahun 2030 Indonesia secara pelan meninggalkan era bonus demografi dan menuju era populasi yang berpenduduk tua atau era aging.

"Harus betul-betul memanfaatkan momentum bonus demografi sebaik-baiknya. Penduduk usia produktif harus benar-benar produkif. Punya pekerjaan yang menghasilkan, pendapatan cukup besar. Baik untuk diri sendiri, bagi mereka tidak bekerja dan sisanya untuk menabung dan dijadikan investasi nasional," urai Muhadjir Effendy.

Hal ini disampaikan Muhadjir Effendy saat membuka webinar Diseminasi RAN PAUD HI dan kerangka pengasuhan dan kerangka perawatan anak usia dini yang berkontribusi dalam pencegahan stunting yang disiarkan di kanal YouTube Kemenko PMK, Rabu (3/2/2022).

Baca juga: Dokter RSND Undip: Kenali Gejala Kanker Anak, Orangtua Wajib Tahu

Menurutnya, jika bonus demografi dimanfaatkan dan berjalan mulus, pada tahun 2045 mendatang, Indonesia akan menjadi negara berpenghasilan menengah atas.

"Sehingga Indonesia menjadi negara maju. Seperti tagline kita sekarang, Menuju Indonesia Maju," imbuh Muhadjir Effendy.

Dia menekankan, upaya pencegahan stunting sudah dilakukan secara habis-habisan. Namun adanya pandemi Covid-19 ini menjadi kendala tersendiri.

Selama pandemi Covid-19 penurunan stunting relatif lumayan dari angka 27,6 persen menjadi 24,4 persen dari target tahun 2024 angka stunting menjadi 14 persen. Artinya selama 2 tahun belakangan ini penurunan per tahun 1,7 persen.

Baca juga: Biaya Kuliah S1 ITS Jalur UTBK SBMPTN 2022 dan Jalur Mandiri

Muhadjir Effendy mengungkapkan, Presiden Joko Widodo memberi arahan dan meminta mulai tahun 2022 hingga 2024 target penurunan stunting menjadi sekitar 3 persen.

"Targetnya tahun 2024 stunting sudah beres maka pada 2045 sudah lahir generasi-generasi emas yang betul-betul bebas dari stunting," papar Muhadjir Effendy.

Indonesia bebas stunting jadi awal pembangunan Indonesia

Menko PMK menambahkan, keadaan bebas stunting ini juga menjadi awal membangun Indonesia Maju kedepan yang dinahkodai anak-anak segar dan hebat.

Karena secara fisik dan mental bagus. Selain itu juga secara pendidikan karena saat ini juga ada pembenahan besar-besaran baik pendidikan di bawah naungan Kemendikbud Ristek dan Kemenag.

"Saya yakin Indonesia 2045 muncul generasi Indonesia yang lebih trengginas, lebih berwawasan dan punya banyak kemampuan dibanding generasi saat ini," tegasnya.

Baca juga: Dokter RSND Undip: Kenali Gejala Kanker Anak, Orangtua Wajib Tahu

Menko PMK mendukung program yang saat ini sedang diinisiasi yakni PAUD Holistik Integratif dengan pendekatan multi sektor, multi disiplin dan multi purpose.

"Dengan adanya PAUD Holistik Integratif jadi sangat penting menyiapkan sekitar 24 tahun ke depan menuju Indonesia Emas," tandas Muhadjir Effendy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com