Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merdeka belajar lewat Sulap Fisika di PTM Terbatas

Kompas.com - 26/02/2022, 15:00 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

Oleh: Sulistiyanto I Guru IPA SMP Negeri 2 Adiwerna Kab. Tegal, Jawa Tengah

KOMPAS.com - Program Merdeka Belajar sebagai solusi turunnya motivasi belajar siswa selama masa pandemi menantang guru untuk menunjukkan jati dirinya sebagai pendidik. Guru didorong lebih kreatif dan inovatif mendesain pembelajaran bermakna.

Terobosan dan inovasi yang dilakukan dalam memerdekakan siswa juga dapat dilakukan guru dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), termasuk fisika yang selama ini dianggap sebagai momok olah banyak siswa.

Siswa takut dengan fisika karena terbayang dengan rumus-rumus dan soal hitungannya.

"Padahal fisika lebih banyak mempelajari fenomena yang terjadi di alam ini. Banyak fenomena alam yang menarik dan terkait dengan konsep fisika tapi belum dipahami oleh para siswa," ungkap Sulistiyanto, Guru IPA SMP Negeri 2 Adiwerna Kab. Tegal, Jawa Tengah.

"Bahkan tidak jarang siswa menganggap suatu fenomena itu aneh seperti peristiwa sulap, walaupun sebenarnya fenomena tersebut merupakan satu contoh penerapan konsep fisika," tambah Sulistiyanto.

Kehadiran Merdeka Belajar menjadi tantangan bagi guru IPA untuk dapat mengemas pembelajaran yang disajikan sehingga menjadi pembelajaran yang menarik dan bermakna.

Terlebih di masa pandemi Covid-19 ini, motivasi siswa yang turun akibat penerapan PJJ maupun PTMT sangat perlu untuk ditingkatkan kembali. Dengan merancang pembelajaran yang menarik motivasi belajar siswa akan meningkat.

Sebaliknya, bila pembelajaran yang tersaji kurang menarik apalagi membosankan maka motivasi belajar siswa akan semakin turun.

Sebagai seorang guru IPA, Sulistiyanto menjawab tantangan untuk melakukan pembelajaran menarik tersebut dengan mengemas pembelajaran fisika berdasarkan kondisi siswa.

Baca juga: Nadiem Luncurkan Merdeka Belajar Episode 17, Revitalisasi Bahasa Daerah

 

"Siswa SMP masih senang dengan permainan. Dengan kondisi inilah pembelajaran dikemas dengan mengajak siswa untuk membuat alat yang mana alat tersebut dapat menjadi semacam mainan," jelas Sulistiyanto.

Merdeka Belajar, belajar menyenangkan

Pembelajaran IPA kelas VIII semester genap di saat pandemi belum berakhir dan munculnya varian baru Covid-19 diawali dengan membahas konsep Tekanan. Konsep Tekanan ini merupakan salah satu konsep yang terkait dengan fisika.

Fenomena alam terkait dengan konsep tekanan sangat banyak dijumpai di kehidupan sehari-hari. Dari hal yang sederhana sampai hal yang rumit. Banyak pula peralatan yang sering dijumpai siswa yang bekerja dengan prinsip tekanan.

Bahkan untuk menjaga ketahanan wilayah NKRI kita membutuhkan alusista yang bekerja dengan konsep tekanan seperti kapal perang, kapal selam, tank ampibi maupun peralatan perang yang lain.

Sulistiyanto kemudian mengajak siswa untuk melakukan praktikum dengan alat sederhana.

Alat/bahan yang digunakan adalah alat/bahan yang mudah dijumpai dan didapat oleh siswa. Walaupun sederhana alat yang dibuat siswa merupakan dasar dan menginspirasi dalam merancang dan memproduksi peralatan canggih.

Hal ini pula yang meningkatkan motivasi siswa untuk mempelajarinya. Adapun beberapa alat yang dibuat siswa dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.

Bahkan bagi sebagian orang awam menganggap peralatan tersebut adalah properti tukap sulap. Hal inilah yang menjadi daya tarik tersendiri sehingga siswa semakin antusias untuk belajar fisika.

Misal, pembuatan penyelam kartesian dari tutup ballpoint untuk menunjukan terjadinya fenomena tenggelam, terapung dan melayang. Selain itu, juga untuk membuktikan adanya fenomena yang terjadi sesuai dengan hukum Pascal maupun hukum Archimedes.

Menempelkan piring plastik tanpa lem di mulut gelas telungkup dan menahan air dalam gelas agar tidak tumpah denganselembar kertas. Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui fenomena adanya tekanan udara baik di ruang tertutup maupun terbuka.

Sulsitiyanto menilai apabila praktikum tersebut hanya didemonstrasikan oleh guru tanpa melibatkan siswa, maka kesan siswa menganggap guru sedang bermain sulap.

Namun, karena praktikum dilkukan siswa dengan bimbingan guru maka siswa akan lebih antusias dan penuh rasa penasaran untuk dapat melakukan praktikum dengan sebaik-baiknya.

Baca juga: 2.700 Pendidik Ikut Pendidikan Penggerak Merdeka Belajar

 

Apalagi kegiatan ini dilakukan di kebun sekolah di luar kelas, hal ini menambah keasyikan siswa untuk mengikuti kegiatan.

"Melalui kegiatan ini pembelajaran menjadi lebih bermakna dan memotivasi siswa untuk belajar seperti yang diharapkan dalam Merdeka Belajar yang digadang-gadang Mas Menteri Nadiem Makarim," pungkas Sulistiyanto.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com