Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Blended Learning, Solusi Penyelenggaraan Pendidikan Pakai Teknologi

Kompas.com - 21/02/2022, 16:45 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 menyebabkan berbagai persoalan di seluruh aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, maupun pendidikan.

Khusus di sektor pendidikan, pemerintah sempat menghentikan pembelajaran tatap muka sejak Maret 2020. Pembelajaran baru dilaksanakan kembali pada sepertiga akhir tahun 2021 dengan pembatasan.

Hal tersebut menjadi perhatian seluruh pemangku kepentingan di dunia pendidikan, baik dari pemerintah, murid, maupun guru, tak terkecuali Kepala Sekolah SMA Trimurti Surabaya Syarif Andri.

Syarif mengatakan, ketika pemerintah memutuskan pembelajaran dilaksanakan dari rumah, pihaknya khawatir akan terjadi learning loss secara masif, bahkan dapat menyebabkan terjadinya generation gap.

Menjawab kekhawatiran itu, SMA Trimurti Surabaya melaksanakan pembelajaran daring selama awal pandemi.

Baca juga: Khawatir Terjebak Jadi Sandwich Generation, Berikut 3 Kiat Menghindarinya

“Kami berusaha memanfaatkan fasilitas sekolah yang sudah ada, apa adanya, sementara, sambil terus mempersiapkan pelatihan kilat guru dan pengadaan kilat fasilitas sekolah,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (18/2/2022).

Syarif mengatakan, saat itu pihaknya sudah memiliki aplikasi ujian daring dan akses internet sekolah. Namun, pihaknya masih belum bisa menggunakan beberapa teknologi lain secara maksimal, seperti aplikasi learning management system (LMS) dan aplikasi video conference (VC).

Selama dua minggu pertama pembelajaran dari rumah, para guru melaksanakan penugasan mandiri melalui aplikasi ujian daring yang dipandu wali kelas lewat aplikasi WhatsApp.

Guru dan tenaga pendukung sekolah juga berjibaku untuk berlatih, menyiapkan, dan mengenalkan aplikasi LMS dan VC digunakan sekolah kepada siswa.

Setelah dua minggu berlalu, pembelajaran kemudian diorganisasikan melalui LMS dengan didukung aplikasi VC dan ujian daring.

Baca juga: Takut Salah Pilih Jurusan Kuliah? Hindari 5 Kesalahan Umum Ini

Namun, Syarif menilai, meski berhasil menggunakan aplikasi pendukung untuk melaksanakan pembelajaran daring, hal ini belum menjamin proses belajar berjalan dengan baik, dan learning loss dapat dihindari.

“Dalam proses pembelajaran ditemukan bahwa keterlibatan siswa cukup rendah dan banyak aktivitas belajar yang terlewatkan,” terangnya.

Pasalnya, kata dia, siswa yang belajar di rumah jauh dari pantauan guru. Begitu pula dengan orangtua siswa, mereka tidak selalu bisa memantau karena bekerja atau ada aktivitas lain.

“Belum lagi ditambah beberapa siswa yang memiliki kesulitan akses internet dan/atau peralatan pembelajaran daring,” keluhnya.

Selain itu, lanjut Syarif, para guru mengungkapkan mereka kesulitan mengontrol belajar siswa karena hanya dapat berkomunikasi secara daring. Para guru juga kesulitan mendapatkan bahan ajar lengkap pada materi tertentu yang dapat ditempatkan di LMS.

Baca juga: Mengenal Sekolah Kedinasan, Lulus Bisa Jadi PNS hingga Biaya Kuliah Gratis

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com