Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Program Pintar
Praktik baik dan gagasan pendidikan

Kolom berbagi praktik baik dan gagasan untuk peningkatan kualitas pendidikan. Kolom ini didukung oleh Tanoto Foundation dan dipersembahkan dari dan untuk para penggerak pendidikan, baik guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dosen, dan pemangku kepentingan lain, dalam dunia pendidikan untuk saling menginspirasi.

Ingin Blended Learning Berjalan Optimal? Ini 3 Tipsnya

Kompas.com - 14/12/2021, 08:54 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Ahmad Syaiful Bahri (spesialis Komunikasi Tanoto Foundation Jambi)

KOMPAS.com - Survei kesiapan sekolah menghadapi pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang dilakukan Tanoto Foundation selama Juni–Juli 2021, memunculkan data sebanyak 95 persen orangtua dan guru mendukung anak-anak kembali ke sekolah.

Survei ini dilakukan pada 7.013 orang responden yang terdiri dari kepala sekolah, guru, orang tua, termasuk siswa dari 842 sekolah mitra Program Pintar Tanoto Foundation yang tersebar di 25 Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara, Riau, Jambi, Jawa Tengah, dan Kalimantan Timur.

Survei yang dirilis tersebut mencakup indikator pemenuhan daftar periksa sekolah untuk PTM terbatas, perencanaan guru dan kepala sekolah terhadap PTM tebatas yang di dalamnya terdapat kurikulum, metode, penjadwalan, dan vaksinasi.

Data tersebut menunjukkan bahwa orang tua dan siswa berkeinginan PTM terbatas dilaksanakan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, dan para guru yang telah divaksinasi.

Namun, data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada 27 September 2021 menunjukkan banyak sekolah yang belum siap dalam menjamin keamanan kesehatan siswa.

Termasuk hanya 1 dari 2 sekolah menyatakan ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan.

Lebih dari 50 persen orangtua meragukan kesiapan guru untuk memfasilitasi penerapan pembelajaran campuran. Hanya 1 dari 4 guru menggunakan kurikulum darurat (khusus) yang dianjurkan oleh Kemdikbudristek.

Baca juga: Definisi dan Keuntungan Blended Learning, Mahasiswa Perlu Tahu

Tiga dari empat guru mengharapkan pengembangan skill profesional tentang Strategi, Metode dan Model Pembelajaran Campuran (Blended Learning).

Kini, ketika pemerintah sudah membuka kembali PTM, apa yang harus dilakukan oleh guru agar pembelajaran dapat diterima dengan baik oleh siswa.

Persiapkan materi dengan baik

Menyiapkan materi pembelajaran oleh guru di saat akan menerapkan blended learning juga merupakan hal yang perlu diperhatikan.

Agar siswa tidak bosen guru harus dapat memilah dan memilih mana yang digunakan kapan untuk online dan offline.

Dengan pembagian tersebut akan membuat siswa tidak merasa bosan dan merasa tertantang dengan apa yang diberikan oleh guru.

Misalnya menyiapkan materi video untuk siswa yang memilih belajar melalui online.
Lalu di saat bersamaan dengan siswa yang hadir di kelas, mereka untuk berdiskusi mengenai video yang ditonton.

Memberikan kesempatan kepada mereka untuk menyampaikan pendapat dan kesimpulan apa yang dilihatnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com