Panglima TNI Gandeng Unair Demi Penuhi Kebutuhan Dokter Spesialis

KOMPAS.com - Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersama Universitas Airlangga (Unair) melakukan nota kesepahaman dalam fokus pengadaan program pendidikan dokter spesialis.

Penandatanganan dilakukan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa bersama Rektor Unair Prof. Mohammad Nasih.

Baca juga: Pakar Kimia Unair: Harga Logam Tanah di Lumpur Lapindo Sangat Tinggi

Prof. Nasih mangungkapkan sangat menyambut baik kerja sama dengan TNI.

Mengingat, kata dia, Unair dan TNI sering menggelar kolaborasi bersama sebelumnya. Khususnya perihal pengentasan problem-problem di bidang kesehatan.

"Salah satu persoalan bangsa yang mendesak adalah disparitas dalam pelayanan kesehatan. Khususnya ketersediaan dokter-dokter spesialis di Indonesia," kata dia melansir laman Unair, Minggu (6/2/2022).

Prof. Nasih menyebut Indonesia baru memiliki sekitar 41.000 dokter spesialis dan 145.000 dokter umum.

Artinya, satu orang dokter spesialis harus melayani lebih dari 6.000 orang.

"Persoalan itu tentunya tidak mudah," ucap dia.

Dibanding jumlah provinsi di Indonesia, sebut dia, hanya ada 41 persen wilayah yang memiliki kecukupan dokter spesialis.

Disparitas dokter spesialis antara kota dan kabupaten pun masih cukup tinggi.

"Ini merupakan suatu problem yang harus kita pecahkan bersama," kata Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unair ini.

Baca juga: Ternyata 5 Makanan Ini Tak Punya Masa Kedaluwarsa, Siswa Sudah Tahu?

Unair melihat TNI memiliki fasilitas dan potensi besar untuk bekerja sama.

Terutama dalam memenuhi dokter spesialis yang siap ditempatkan di wilayah yang sangat membutuhkan.

Prof. Nasih menyatakan kerja sama antara Unair dan TNI diwujudkan dalam kolaborasi university based sebagai sarana pendidikan formal dan pemanfaatan potensi rumah sakit TNI sebagai laboratorium.

Artinya, rumah sakit TNI bisa menjadi tempat pendidikan utama bagi para mahasiswa.