Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDAI: Banyak Anak Dapat Vaksin Covid-19, Lebih Aman Masuk Sekolah

Kompas.com - 22/01/2022, 17:13 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com - Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Prof. Hindra Irawan Satari mengungkapkan, ada penurunan drastis angka kasus Covid-19 di Indonesia setelah pemerintah menggencarkan program vaksinasi.

Menurut Prof. Hindra, dari data yang ada, pada tanggal 19 Januari 2022 lalu, kenaikan kasus positif di dunia mencapai 4 juta. Sedangkan di Indonesia, pada hari yang sama kenaikan kasus positif Covid-19 berada di angka 1.745.

Angka ini tentu sebuah penurunan drastis dibandingkan pada bulan Juli 2021 silam saat Indonesia mengalami serangan gelombang kedua Covid-19 varian Delta.

"Saat ini, harus menyakinkan masyarakat agar patuh dan menaati kebijakan yang diberikan pemerintah. Vaksinasi Covid-19 pada anak tidak hanya diberikan di Indonesia saja tapi juga di negara-negara lain," terang Prof. Hindra dalam webinar 'IDAI Menjawab Kegalauan Masyarakat tentang Vaksin Covid-19 pada Anak' yang diadakan secara virtual melalui Zoom, Sabtu (22/1/2022).

Baca juga: Alumnus Unhas Jadi Komisaris Termuda Bank Syariah Indonesia

Adanya KIPI adalah hal wajar

Hindra menegaskan, vaksin Covid-19 yang digunakan pada anak sudah mendapatkan EUA dari BPOM dan rekomendasi dari ITAGI.

Sejauh ini vaksinasi Covid-19 pada anak menggunakan dua jenis vaksin berbeda. Sinovac bagi anak usia 6-11 tahun dan Pfizer bagi anak usia 12-17 tahun.

Bagi anak yang sudah mendapat vaksin Covid-19, lanjut Prof. Hindra, adanya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau KIPI adalah hal yang wajar. KIPI merupakan reaksi alamiah karena tubuh dimasuki sesuatu yang asing sehingga memberikan reaksi untuk membentuk antibodi dan akan hilang 1-2 hari kemudian.

"Vaksinasi anak-anak dan remaja perlu dilakukan secepat mungkin. Kalau mau masuk sekolah, lebih banyak anak yang divaksin lebih aman bagi anak kita. Lebih rendah risiko penularannya," tegas Prof. Hindra.

Baca juga: Mahasiswa Itera Olah Rempah dan Daun Pepaya Jadi Pestisida Organik

Vaksin dan prokes cara tepat keluar dari pandemi

Menurutnya, secara naluriah virus bertahan hidup dengan menempel di sel lain. Namun jika sel sudah terdapat antibodi, virus tak bisa bertahan hidup.

Orangtua wajib mengetahui ada hal-hal yang perlu diketahui saat anak mendapat vaksin Covid-19. Hindra mengungkapkan, tidak semua orang yang mendapat vaksinasi Covid-19 mengalami reaksi atau KIPI. Jika muncul reaksi itu adalah sesuatu yang wajar.

KIPI atau reaksi yang muncul setelah vaksinasi jauh lebih ringan dibandingkan terkena Covid-19 atau komplikasi yang disebabkan oleh virus Covid-19.

Para ahli sepakat bahwa vaksinasi dan penerapan prokes (3M) adalah cara yang paling tepat untuk keluar dari pandemi Covid-19.

"Setelah diberi vaksin tidak langsung terbentuk antibodi, akan terbentuk optimal setelah 2 minggu vaksinasi dosis kedua," imbuh Prof. Hindra.

Baca juga: 15 Jurusan Kuliah yang Lulusannya Selalu Dibutuhkan di Masa Depan

Dia menambahkan, orangtua perlu segera membawa anak ke tenaga kesehatan jika anak mengalami KIPI berupa demam lebih dari 48 jam setelah vaksinasi. Atau berlangsung lebih lama dari 48 jam, anak harus menjalani isolasi mandiri dan melakukan tes Covid-19.

"Jika keluhan tidak berkurang, penting untuk tetap tenang dan segera menghubungi petugas kesehatan di nomor kontak yang tertera di kartu vaksinasi atau fasyankes terdekat atau dokter terdekat," tandas Prof. Hindra.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com