KOMPAS.com - Indonesia berada diantara 3 pertemuan lempeng besar yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. Hal ini yang menyebabkan Indonesia sering terjadi bencana gempa bumi.
Bahkan pertemuan lempeng di wilayah Indonesia ini tergolong yang paling aktif di dunia.
Seperti peristiwa gempa bumi yang terjadi di selatan Jawa belakangan ini. Terjadinya gempa ini menjadi pengingat bahwa Indonesia berada pada kawasan lempeng yang terus bergerak.
Baca juga: Mendikbud: Tahun 2022, Kuota Peserta MBKM Naik Jadi 150.000 Mahasiswa
Dosen Departemen Geologi Sains Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Iyan Haryanto mengatakan, gempa bumi yang mengguncang wilayah Banten baru-baru ini, jika dilihat dari pusat gempa, posisinya berada di kawasan yang disebut prisma akresi.
Prisma akresi merupakan wilayah yang rawan terjadi gempa bumi karena berada di atas pusat-pusat gempa.
Wilayah ini merupakan kumpulan dari sesar-sesar naik, atau sesar yang mengangkat akibat proses penumbukan atau penunjaman yang terjadi. Jika salah satu patahan menunjam ke bawah, maka di sisi satunya akan terangkat akibat proses penunjaman tersebut.
Baca juga: Rans Entertainment Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan S1, Yuk Daftar
Salah satu wilayah Indonesia yang berada di kawasan sesar akresi adalah Pulau Nias di Sumatera Utara.
"Jika di Sumatera, prisma akresi ini muncul menjadi pulau. Kalau di selatan Jawa belum membentuk pulau," kata Iyan seperti dikutip dari laman Unpad, Rabu (19/1/2022).
Iyan menjelaskan, secara ilmu geologi, Indonesia berada pada batas-batas lempeng yang satu sama lain terus bergerak.
Baca juga: Hanya Ada Satu di Indonesia, Yuk Kenali 2 Jurusan Kuliah di Unair Ini
Di sebelah barat, batas lempeng tersebut mulai dari sebelah barat Sumatera, lalu menerus ke selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga Maluku.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.