Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Poin Rekomendasi IDAI untuk Sekolah Tatap Muka

Kompas.com - 05/12/2021, 11:13 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia kembali memperbarui rekomendasi mengenai pembelajaran tatap muka.

Rekomendasi yang ditandatangani Ketua Umum IDAI Piprim Basarah Yanuarso ini berisi 9 poin yang dimutakhirkan pada 28 November 2021.

Dalam pemberitahuan tersebut, pihak IDAI menjelaskan mengapa rekomendasi sekolah tatap muka seringkali berubah.

Hal itu, karena rekomendasi IDAI dibuat berdasarkan pengetahuan terkini mengenai
Covid-19.

Baca juga: Kemendikbud Ristek: 6 Poin Aturan Sekolah Selama Libur Nataru

IDAI berupaya melakukan pembaharuan rekomendasi berdasarkan data ilmiah dan situasi penyebaran Covid-19 saat ini, demi mengurangi risiko penularan Covid-19 pada anak serta mengupayakan strategi pencegahan.

9 rekomendasi IDAI untuk sekolah tatap muka

1. Anak akan mendapatkan lebih banyak manfaat dari pembelajaran tatap muka, sehingga upaya untuk kembali ke sekolah secara aman harus menjadi prioritas utama semua pihak.

2. Vaksinasi sebagai salah satu strategi pencegahan harus menjadi salah satu syarat untuk anak mengikuti Pembelajaran Tatap Muka atau PTM, sehingga anak lebih terlindungi saat melakukan aktivitas bersama.

3. Penggunaan masker secara benar direkomendasikan mulai anak berusia 2 tahun ke atas, dan wajib dikenakan saat berkegiatan di dalam ruangan.

4. Jarak antarsiswa saat berada di dalam kelas minimal 1,8 meter dengan tetap mengerjakan protokol kesehatan secara disiplin

5. Stratgei pencegahan secara berlapis harus dikerjakan semua stakeholders, antara lain skrining sebelum masuk lingkungan sekolah, memperbaiki ventilasi dalam ruangan atau menggunakan hepa filter, cuci tangan dan etika batuk.

Kemudian disiplin tetap berada di rumah saat sakit dan melakukan tes usap Covid-19 jika terindikasi, contact tracing dikombinasi dengan karantina dan isolasi terhadap warga sekolah yang terpapar.

Selanjutnya uji petik berkala, dan protokol kebersihan dan desinfeksi, khususnya pascapenutupan sekolah saat terdapat klaster sekolah.

Baca juga: Universitas Brawijaya Siap Kuliah Tatap Muka Februari 2022

6. Semua warga sekolah, baik siswa, guru, dan staf yang menunjukkan tanda dan gejala infeksi harus dirujuk atau memiliki akses ke fasilitas kesehatan untuk dilakukan tes usap atau perawatan sesuai indikasi.

7. Pedoman lokal yang digunakan masing-masing sekolah menekankan pada strategi pencegahan berlapis dan konsisten, guna melindungi siswa, guru, staf, dan keluarga demi mendukung keberlangsungan PTM.

8. Pemerintah dan pemangku kebijakan perlu menyiapkan dashboard data yang lengkap, akurat, dan transparan mengenai transmisi lokal, cakupan vaksinasi, hasil uji petik, dan adanya outbreak atau klaster.

Sehingga dapat membantu pengambilan keputusan mengenai keberlangsungan sekolah tatap muka, serta protokol kesehatan dan strategi pencegahan yang harus dilakukan.

9. Perilaku disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan harus dicontohkan oleh staf pengajar dan perangkat sekolah kepada murid-muridnya. Misalnya, pemakaian masker dan menghindari kerumunan.

Baca juga: Mendikbud: Tiga Aktivitas Ini Dilarang Selama Sekolah Tatap Muka

Sejak dimulainya tahun ajaran 2021/2022, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menggencarkan pembelajaran tatap muka di berbagai daerah.

Ada berbagai dampak jika sekolah tatap muka tidak segera digelar. Misalnya, ancaman putus sekolah. Lalu dari Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang tak maksimal hingga ketersediaan fasilitas pendukung PJJ.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com