Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/12/2021, 08:00 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Psychoplast Research Team Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menggagas pengolahan plastik bekas tersebut dengan cara yang berbeda.

Mereka membuat cop busi minim resistansi. Mahasiswa yang terlibat dalam inovasi ini adalah Bima Agung Setyawan, Aji Nur Wijaksono, Fannisya Aulya Iskandar dan Afkari Zulaiha Rahmadiani.

Menurut Bima Agung Setyawan, cop busi merupakan sebuah komponen mesin kendaraan bermotor berbahan dasar plastik atau karet yang berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dari ignition coil (koil) ke spark plug (busi) pada mesin pembakaran dalam (internal combustion engine).

Baca juga: Kuliah Tamu ITB, Pakar Ungkap Bahaya Mikroplastik pada Ekosistem Laut

Manfaatkan plastik jenis HDPE

Komponen ini merupakan komponen yang bersifat detachable, yakni dapat dipasang atau dilepas.

"Kami memilih sampah plastik jenis HDPE (High Density Polyethylene) karena memiliki temperatur leleh yang paling tinggi diantara jenis plastik lain dan jenis ini masih jarang untuk didaur ulang," papar Bima seperti dikutip dari laman UNY, Sabtu (4/11/2021).

Dengan inovasi ini, tim UNY ini berharap bisa memperingan permasalahan sampah plastik baik di Indonesia maupun di dunia. Karena sampah plastik dapat dimanfaatkan atau didaur ulang menjadi produk baru yang memiliki nilai guna lebih dan manfaat bagi kehidupan.

Aji Nur Wijaksono menambahkan, pada mesin kendaraan bermotor bakar diperlukan sistem pengapian yang berfungsi memberikan arus listrik sebesar 2.500 volt sebagai penyuplai percikan api ke dalam ruang bakar untuk proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara.

Baca juga: Ditjen Dikti Buka Program Praktik Kerja Lapangan, Mahasiswa Yuk Daftar

Koil pengapian merupakan alat untuk mempertinggi tegangan listrik dari 12 volt pada baterai menjadi 15.000 sampai 25.000 volt. Kemudian dialirkan ke elektroda busi melalui kabel dan sebuah konektor cop busi untuk membakar campuran bahan bakar dan udara pada akhir langkah kompresi.

"Plastik yang digunakan untuk cop busi harus kuat menahan tegangan sebesar itu," papar Aji.

Bahan dan cara pembuatan

Untuk membuat cop busi ini bahan yang dibutuhkan antara lain sampah plastik jenis HDPE, aluminium block ukuran 100x80x20 mm, aluminium block ukuran 200x100x5 mm, baut M6, baut M8, kuningan batangan atau poros kuningan ukuran ? 10 x 150 mm, klip kertas, dan sekrup.

Sementara alat yang digunakan antara lain mesin frais (milling machine), mesin bor, mesin bubut, kunci L, oven atau tungku pemanas, sarung tangan las, dan gunting. Anggota tim lainnya Fannisya Aulya Iskandar menjelaskan, proses pembuatan diawali dengan melakukan studi literatur sebagai proses untuk mencari referensi penunjang.

Baca juga: Forisa Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan S1 Fresh Graduate, Ini Infonya

Selanjutnya mendesain cop busi yang diinginkan untuk mempermudah dalam mempresentasikan produk dan diteruskan dengan perancangan molding atau cetakan dari cop busi yang telah didesain.

"Kami menyortir sampah plastik sebagai bahan baku utama kemudian membersihkan dengan cara mencuci untuk menghilangkan kotoran yang menempel," tandas Fannisya.

Sudah diuji pada kendaraan bermotor

Bahan baku sampah plastik kemudian dicacah menggunakan mesin pencacah atau shredder. Lelehkan plastik yang telah dicacah menggunakan oven dengan temperatur 200-280 derajat celcius lalu cetak menggunakan molding dan merakit untuk memasang bagian inti.

Afkari Zulaiha Rahmadiani mengatakan, cop busi ini diberi nama SPICoPlast yang merupakan singkatan dari Minimum Resistance Spark Plug Ignition Connector from Plastic Waste dan telah diuji performanya menggunakan Dyno Test di bengkel Mototech Yogyakarta dengan kendaraan Honda Beat FI 2015.

Baca juga: Pamapersada Buka 16 Posisi Lowongan Kerja Lulusan D3-S1, Buruan Daftar

Karya ini berhasil meraih juara 1 LKTIN UNYSEF 2020 tingkat nasional dan meraih Gold Award dalam kategori Green Technology dalam World Invention and Technology Expo (WINTEX) 2021 yang diselenggarakan oleh Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com