Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terapkan GSM, 5 Kepala Sekolah Inspiratif Raih Penghargaan Nasional

Kompas.com - 03/12/2021, 09:57 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

Hal ini sesuai dengan peribahasa yang ia bawa, yaitu kul sinangkul ing bot repot, artinya semua beban dianggung bersama untuk menuju suatu kebaikan.

“Hal yang yang saya alami dan lakukan sebenarnya berawal dari pola mindsetnya GSM, yaitu berubah, berbagi, berkolaborasi, itu yang juga diinginkan oleh warga sekolah.” tutur Agus Triyanto, kepala sekolah SMKN 11 Semarang.

GSM yang memerdekaan

Selain Agus Triyanto, Award Kepala Sekolah Inspiratif Nasional juga disandang Anik, Kepala Sekolah SMKN 1 Panji Situbondo. Beliau mengusung tema praktik baiknya dengan judul “GSM Memerdekakan”.

Hal ini ia lakukan karena beliau yakin nilai-nilai dalam GSM adalah jawaban untuk kondisi saat pandemi maupun tidak pandemi. Beliau meyakini bahwa GSM adalah jawaban dari permasalahan pendidikan.

Baca juga: Guru Pikul Berat Masa Depan Indonesia

Meskipun di awal memutuskan untuk tidak ikut dalam award ini karena keterbatasan waktu, ia memutuskan untuk tetap ikut. Ia bersama tim tetap melanjutkan pembuatan video dan naskah dengan waktu yang hampir habis di sela-sela kesibukannya menggelorakan nilai-nilai GSM di berbagai sekolah.

“Memang Bu Anik ingin memotivasi guru-guru bahwa Bu Anik melakukan ini nggak setengah-setengah agar hasilnya tidak seperempat. Bu Anik tanamkan empati sebagai pihak penyelenggara. Kalau banyak peserta yang ikut mendukung akan senang. Juara atau tidak, itu Allah yang menentukan,” ungkap Bu Anik.

Beliau mengungkapkan melalui GSM ia mendapat tempat yang bisa menjawab kegelisahan tentang bagaimana menjadi seorang guru. Ia telah membuktikan berdasarkan pengalaman di sekolahnya.

Metode pembelajaran seperti project based learning (PjBL), home based learning (HBL), social emotional learning (SEL) serta praktik sederhana namun bermakna dalam seperti refleksi dan bintang kebaikan sudah dilakukan di sekolahnya.

Dari situ ia melihat sendiri bagaimana siswa dan gurunya merasa senang di mengikuti pembelajaran dan berada di sekolah.

Selain itu, nilai yang disebarkan oleh GSM juga diperkuat oleh dasar teori transformasi dan revolusi otak yang diungkapkan pendiri GSM, yaitu Muhammad Nur Rizal dan Novi Candra Poespita.

Mindset sekolah menyenangkan dan pergerakan akar rumput secara terus menerus ditanamkan di berbagai kesempatan pelatihan dan kegiatan kelas di komunitas. Kedua hal inilah yang mendasari keyakinannya terhadap GSM.

Membangun ekosistem perubahan

Masifitas pergerakan GSM ini juga berdampak pada transformasi yang terjadi di sekolah-sekolah. Seperti halnya yang terjadi di SMKN 11 Semarang, di sana perubahan kentara dalam hal penciptaan ekosistem positif.

Saat Agus Triyono pertama kali menjabat di SMK ini 2 tahun yang lalu, kultur untuk menjaga kebersihan sekolah dan menjadikan sekolah sebagai rumah belum membudaya. Beliau berinisiatif untuk memulai kebiasaan itu dari diri sendiri.

Lama-kelamaan, hal ini diikuti oleh warga sekolah dan merubah perilaku warga sekolahnya untuk merawat dan menjadikan sekolah sebagai rumah.

Anik juga merupakan kepala sekolah baru di SMKN 1 Panji Situbondo. Namun, perubahan yang telah dilakukan sudah cukup komprehensif. Perubahan metode pembelajaran dengan PjBL, SEL dan HBL di sekolah Bu Anik berdampak juga pada penciptaan ekosistem yang lebih positif.

Baca juga: Pembelajaran Bermakna, Guru Didorong Adaptif lewat Inovasi Kreatif

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com