KOMPAS.com - Ketika mengalami kelelahan, beberapa orang melakukan perenggangan dengan membunyikan sendi-sendi di jari tangan ataupun leher.
Sebagian masyarakat, menyebutnya mulet, ngulet, sesuai bahasa daerah di masing-masing wilayah. Dalam istilah medis proses peregangan yang menghasilkan bunyi itu disebut dengan istilah kavitasi.
Bagi sebagian orang, saat meregangkan sendi hingga berbunyi ‘krek’, seolah membuat sendi tangan atau leher terasa lebih enteng. Bunyi inilah, yang biasa disebut dengan popping.
Baca juga: Mahasiswa UMM Olah Kulit Kacang Tanah untuk Obat Alternatif Asam Urat
Dosen Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Zidni Imanurrohmah Lubis, menjelaskan bahwa bunyi yang dihasilkan saat proses peregangan merupakan hasil dari kompresi di dalam sendi.
Kompresi tersebut menyebabkan pelepasan atau letupan gelembung nitrogen di cairan antar sendi, di mana cairan antar sendi berfungsi sebagai pelumas.
“Namun antar sendi biasanya memiliki kadar nitrogen yang berbeda. Jadi ada saatnya proses kavitasi tidak menghasilkan bunyi popping," ujarnya dilansir laman UMM.
Sebagian orang biasanya melakukan kavitasi karena merasa senang atau lega dengan bunyi popping yang dihasilkan.
"Apalagi saat berada di posisi yang sama dalam waktu yang lama. Kavitasi seringkali jadi pilihan masyarakat," ujar dosen asal Malang tersebut.
Zidni, sapaan akrabnya, kembali menjelaskan bahwa sampai saat ini belum ada bukti ilmiah bahwa proses kavitasi ini berkorelasi negatif maupun positif terhadap tubuh.
Asal tidak melakukan peregangan secara berlebihan, kavitasi ini tergolong aman untuk dilakukan.
Baca juga: Di Tangan Mahasiswa UMM, Daun Belimbing Wuluh Jadi Antibakteri
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.