Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"ICHSS 2021 PresUniv": Kontribusi Ilmu Humaniora Menanggapi Pandemi Covid-19

Kompas.com - 27/10/2021, 11:38 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Ilmu Humaniora didorong untuk berkolaborasi lintas bidang keilmuan agar mampu memberikan kontribusi nyata dalam menanggapi pandemi global Covid-19. Peran penting ilmu humaniora ini mengemuka dalam International Conference on Humanities and Social Science atau ICHSS) 2021.

ICHSS perdana ini digelar oleh Fakultas Humaniora President University (PresUniv) pada 26-27 Oktober 2021 dengan mengangkat tajuk utama “The Opportunities of Crisis: International Experiences and Best Practices in the Time of Covid-19 and Beyond in Society 5.0”.

Terdapat lima subtema dibahas pada konferensi internasional ini, yaitu International Relations and Other Social & Cultural Issues, Communication Science, Law, Education, dan Biodiversity.

“Saya percaya bawa kita berbagi harapan yang sama, konferensi ini akan berkontribusi pada peningkatan penelitian juga praktik pada Ilmu Humaniora," ungkap Prof. Budi Susilo Soepandji, Ketua Yayasan Pendidikan Universitas Presiden (YPUP) dalam pembukaan acara (26/10/2021).

Prof. Budi menjelaskan, tema ICHSS 2021 sangat kontekstual dengan kondisi saat ini dan mengingatkan bahwa situasi pandemi ini telah mengubah peradaban global secara drastis dan tidak terprediksi sebelumnya.

Menurut Prof. Budi, pandemi membuat masyarakat kurang memiliki interaksi fisik dibandingkan sebelumnya. Dalam konteks lebih luas, menurutnya, hal ini memicu pertanyaan mendasar tentang apa kontribusi yang dapat diberikan Ilmu Humaniora menanggapi situasi saat ini.

Ia berharap melalui konferensi ini civitas academica global dari Hubungan Internasional, Ilmu Hukum, Ilmu Komunikasi, Pendidikan, dan Biodiversity dapat berbagi pandangan dan ilmu yang berharga untuk bertahan dalam kondisi sekarang. 

Baca juga: Webinar UMN: Pandemi Timbulkan Banyak Tantangan dalam Komunikasi Digital

Pandemi yang tak terprediksi

Dalam pemaparannya, Prof. Budi menyampaikan beberapa cendekiawan dan tokoh sebenarnya telah memprediksi akan adanya perubahan pesat di peradaban manusia.

Namun, tak satupun dari mereka yang memprediksi bahwa pandemi akan mempengaruhi percepatan dari perubahan itu sendiri. Ia lalu membahas salah satu buku dari mantan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Al Gore, yang berjudul The Future: Six Drivers of Global Change.

Ia menjelaskan, ada enam faktor memicu terjadinya perubahan secara global di masa depan, yakni eskalasi globalisasi ekonomi, pesatnya perkembangan komunikasi digital dan jaringan internet, menurunnya peran AS sebagai pemimpin global, akumulasi dampak kerusakan lingkungan dan berkurangnya sumber daya alam yang vital bagi umat manusia, pesatnya perkembangan bioteknologi dan ilmu hayati, dan ketidakharmonisan antara peradaban manusia dan sistem ekologi.

“Di sini terlihat bahwa Al Gore tidak memprediksi bahwa pandemi menjadi salah satu faktor yang mendorong percepatan dari perubahan global,” katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com