KOMPAS.com - Beberapa sekolah kini mulai menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Seperti halnya di SMPN 1 Yogyakarta.
Menurut Kepala SMPN 1 Yogyakarta Y. Niken Sasanti, hal itu sesuai dengan Surat Edaran Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Yogyakarta Nomor 421/4509 yakni sudah boleh melaksanakan pembelajaran tatap muka.
"Meskipun dalam surat edaran diperbolehkan maksimum 50 persen dari kapasitas tempat duduk di kelas, kami memilih tidak buru-buru memaksimalkan jumlah siswa yang hadir di kelas," terangnya, Kamis (30/9/2021).
Baca juga: Simulasi PTM SMPN 1 Yogya, 5 Nilai Karakter Ditekankan pada Siswa
Pihaknya, mengawalinya dengan menghadirkan sepertiga jumlah siswa di kelas namun seluruh level (kelas 7, 8, dan 9) dengan pertimbangan keadilan sekaligus keamanan dan kenyamanan.
Setelah besok dievaluasi dan semua baik-baik saja, akan ditingkatkan jumlah siswa yang hadir di sekolah sampai 50 persen.
Dalam PTM Terbatas ini, para guru melakukan pembelajaran sistem ganda (hybrid learning). Mengapa ganda?
Karena guru mengajar secara tatap muka di kelas sekaligus mengajar secara jarak jauh untuk anak-anak yang ada di rumah.
Dijelaskan, ini sebenarnya hanya salah satu bentuk hybrid learning karena ada bentuk-bentuk lainnya.
Sebab, masa-masa penantian PTM yang panjang dimanfaatkan untuk mempersiapkan segala sesuatu termasuk sarpras agar saat PTM tiba semuanya sudah siap.
Baca juga: Hadapi Pandemi, Begini Cara Disdik Jaga Mutu Pendidikan di Kota Yogya
Setiap kelas diberi seperangkat komputer, mikrofon aktif, dan LCD agar guru bisa mengajar secara ganda atau hybrid.
"Hal itu kami lakukan agar semua anak terlayani dalam pembelajaran yang sama kualitasnya baik yang di rumah maupun yang di sekolah," jelas Niken.
Menurutnya, sarpras yang diperlukan tersedia, SDM tersedia, terampil, dan bersemangat. Semua ada di sekolah tersebut. Sarpras lengkap, teknisi mumpuni, guru-guru juga terampil.
Selain itu, orang tua siswa dan pengurus komite juga mendukung. "Kami maklum, belum tentu semua sekolah bisa seperti ini mengingat berbagai keterbatasan," urainya.
Dalam pembelajaran ganda, guru mengajar seperti biasa di depan siswa yang mendapat jatah PTM terbatas di sekolah. Selain itu, guru juga menyediakan link google meet untuk siswa yang mengikuti pembelajaran dari rumah.
Dengan cara ini, suara guru maupun aksi guru mengajar juga bisa dilihat para peserta google meet. Cara ini banyak keuntungannya, yaitu:
Persyaratan yang harus terpenuhi:
Baca juga: Niken Sasanti, Kepala SMP Berprestasi Nasional yang Giat Literasi
Kendala: