Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Limbah Makanan dan Ternak Jadi Pupuk Bio Organik oleh Mahasiswa UB

Kompas.com - 14/09/2021, 13:36 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Limbah makanan biasanya dibuang begitu saja. Tetapi, di tangan tiga mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB), limbah itu jadi pupuk bio organik.

Melansir laman UB, Selasa (14/9/2021), Pupuk Bio Organik multifungsi dari limbah makanan dan peternakan dengan campuran konsorsium rizobakteri itu bernama BIOSCAP.

Adapun ketiga mahasiswa UB itu ialah Abdillah Amirul Saleh, Alya Shofiya, dan Erik Wahyuni di bawah bimbingan Tita Widjayanti SP., M.Si.

Baca juga: Keren, Mahasiswa UB Ciptakan Aplikasi Peta Digital bagi Tunanetra

Menurut Alya, pupuk tersebut disinyalir dapat menekan intensitas penyakit hingga mencapai 100 persen serta meningkatkan pertumbuhan tanaman sebesar 11-22 persen dilihat berdasarkan jumlah daun, tinggi tanaman dan jumlah cabang.

Tentu, inovasi ini dilatar belakangi banyaknya limbah makanan dan peternakan yang semakin menumpuk di tempat pembuangan akhir dan belum dimanfaatkan dengan optimal, seperti cangkang telur, kulit pisang, dan bio-slurry.

Sedangkan bio-slurry merupakan limbah sisa pengolahan biogas yang jarang dimanfaatkan dan hanya menumpuk di dalam septic tank.

"Limbah organik yang jarang dimanfaatkan tersebut berpotensi untuk dijadikan pupuk yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman," ujarnya dikutip dari laman UB.

1. Penggunaan cangkang telur dapat sebagai sumber kalsum (Ca) dan magnesium (Mg) yang tinggi.

2. Kulit pisang dapat sebagai sumber Kalium (K).

3. Bio-slurry sebagai sumber Nitrogen (N), fosfor (P), dan Kalium (K).

Abdillah selaku ketua tim menambahkan, BIOSCAP juga mengandung mikroorganisme menguntungkan yaitu Bacillus sp., Pseudomonas sp., Azotobacter sp., Azospirillum sp.

Serta Aspergillus niger yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produktivitas pertumbuhan.

Tak hanya itu saja, pupuk BIOSCAP juga dapat berperan sebagai bioprotektan dan biostimulan yang dapat menekan dan menghambat intensitas serangan penyakit.

Pupuk ini telah diuji pada tanaman kedelai yang terinfeksi penyakit Soybean Mosaic Virus (SMV).

Baca juga: Percepat Penyembuhan Luka, Mahasiswa UB Pakai Bahan Ini

Dikatakan Abdillah, SMV dapat menurunkan produktivitas tanaman sebesar 25,48 persen hingga 93,84 persen.

Penggunaan pupuk BIOSCAP terbukti mampu menekan intensitas penyakit SMV dan meningkatkan produktivitas kedelai.

"Melalui penemuan ini, diharapkan pupuk ini mampu menjadi solusi bagi petani untuk mengatasi penyakit pada tanaman, khususnya soybean mosaic virus pada kedelai," harapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com