Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Berhasil Diet? Ini Aturan Pola Makan Benar ala Pakar UGM

Kompas.com - 27/08/2021, 10:12 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Dosen dari Departemen Gizi Kesehatan UGM, Mirza HST Penggalih mengatakan, diet yang baik bisa dilakukan dengan pengaturan pola makan yang baik dan benar lewat gizi seimbang.

Mirza menjelaskan, diet sebenarnya adalah bagaimana memberi makanan sesuai dengan kebutuhan setiap individu.

Baca juga: 11 PTS Terbaik Indonesia Versi QS World University Rankings 2021

Sesuai, kata dia, tentunya akan bermacam-macam, baik sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) ataupun bisa jadi sesuai dengan seseorang yang memiliki kondisi tertentu, misalnya mempunyai hipertensi atau diabetes.

"Jadi, diet itu tidak melulu identik dengan mengurangi atau membatasi makanan. Tapi tetap disesuaikan. Bisa jadi disesuaikan itu dilebihkan (buat orang yang punya aktivitas fisik lebih seperti atlet). Itu makna diet sebanarnya," ucap dia melansir laman UGM, Jumat (27/8/2021).

Kemudian, Mirza menjelaskan, bahwa masyarakat mengenal diet identik dengan menurunkan berat badan dan dengan banyak cara.

Namun pada prinsipnya adalah kembali pada keseimbangan energi dan mengurangi apa yang dikonsumsi.

Jadi, apabila ingin menambah berat badan, maka makanan yang masuk harus diperbanyak, sedangkan yang keluar harus dikurangi.

Jika ingin menurunkan berat badan, maka makanan yang masuk harus dikurangi, sedangkan yang keluar harus ditambahkan. Kalau mau lebih banyak lagi yang keluar, maka bisa ditambahkan dengan olahraga.

"Kita juga mengurangi apa yang dikonsumsi dengan standar AKG. Contoh kebutuhannya 2.000, maka kita akan mengurangi makanan dari kebutuhan sehari bisa 1.800, 1.500, pengurangan ini tentunya harus dikonsultasikan. Jangan sampai menerapkan pola diet yang terlalu ketat," ungkap dia.

Baca juga: Yuda Disastra, Mahasiswa Peraih IPK Tertinggi di UGM

Diet yang baik, sambung Mirza, adalah yang sesuai dengan panduan yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), yaitu dengan mengaplikasikan "Isi Piringku Sekali Makan".

Dalam panduan gizi seimbang ini harus ada sumber karbohidrat (nasi, kentang, roti, serta umbi-umbian), protein nabati (tahu, tempe, kacang-kacangan), dan protein hewani (telur, ayam, daging, dan ikan).

Lalu harus ada lemak yang sehat (alpukat, olive oil, omega 3, AHA dan DHA), vitamin, mineral, serta aktivitas fisik seperti berolahraga yang harus terpenuhi.

Terkait porsi, Mirza menjelaskan panduannya.

Jikalau karbohidrat seseorang bisa mengambil 3-4 porsi sehari, maka itu bisa dibagi.

Misalnya satu porsi makan pagi, siang dan malam. Kelebihan 1 porsi karbohidrat bisa digunakan untuk memakan snack yang mengandung karbohidrat. Mudahnya, satu centong nasi dihitung satu porsi.

Mirza menyebut, masyarakat di Indonesia juga mengenal diet dengan cara meminum jeruk sebelum sarapan untuk menurunkan berat badan.

Mirza menegaskan, meminum jeruk sebelum makan memiliki fungsi bukan untuk menurunkan berat badan, tapi untuk meningkatkan metabolisme.

Dengan begitu, makanan yang dimakan bisa segera digunakan untuk sumber energi dan bisa mendukung aktivitas kita.

Baca juga: Unair Turunkan UKT 8.191 Mahasiswa

"Itu fungsinya untuk meningkatkan metabolisme, sehingga sarapan pagi kita bisa digunakan untuk sumber energi. Untuk membakar simpanan lemak satu-satunya cara adalah dengan olahraga diimbangi diet seimbang," tukas dia.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com