Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa IPB Ciptakan Alat Deteksi Ayam Halal dan Tiren

Kompas.com - 25/08/2021, 06:11 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Tiga mahasiswa IPB University dari Departemen Fisika berhasil meraih medali emas dalam kompetisi Japan Design, Idea and Invention Expo 2021.

Keberhasilan itu berkat inovasi atau temuan mereka berupa alat non-invasif portable yang dirancang untuk membedakan ayam halal dari ayam non-halal beserta tingkat kesegarannya.

Hal ini karena kebutuhan makanan halal semakin meningkat. Bahkan permintaannya saat ini tidak hanya dari kalangan umat muslim tetapi juga dari kalangan non-Islam karena telah menyadari manfaatnya.

Baca juga: Yuk Intip 5 Inovasi Teknologi Karya Anak Bangsa

Sampai sekarang, belum ada alat yang mampu membedakan antara makanan halal dan non-halal secara instan. Padahal alat autentikasi yang andal dan cepat untuk mendeteksi kehalalan produk sangat dibutuhkan.

Adapun ketiga mahasiswa tersebut adalah Ananda Thalia, Aldi Destia Lesmana, dan Vanya Azzahra Chairunissa di bawah bimbingan Dr. Akhiruddin Maddu.

Menurut salah satu tim, Ananda, kompetisi ini diselenggarakan oleh World Invention Intellectual Property Associations.

"Seluruh proses perlombaan kami ikuti secara online hingga tahap penjurian yang dilaksanakan pada 14 Agustus 2021," ujar Ananda seperti dikutip dari laman IPB University, Selasa (24/8/2021).

Dijelaskan, alat yang diberi nama Chilator tersebut terdiri dari dua pasang elektroda, mikrokontroler, LCD, baterai, dan data logger.

Untuk prinsip kerja dari alat ini adalah mengukur resistansi daging ayam menggunakan metode pengukuran resistivitas 4-probe.

Probe luar yang terbuat dari karbon ini akan mengalirkan arus ke ayam dan probe bagian dalam yang terbuat dari besi akan mengukur beda potensial yang dihasilkan oleh daging ayam.

"Bagian daging ayam yang dapat diamati dengan alat ini adalah dada, paha, dan sayap ayam yang dipotong dengan baik, bukan ayam tiren," terang Ananda.

Sedangkan Chilator digunakan dengan cara menempelkan bagian probe pada sampel ayam yang ingin diukur.

Hasil pengukuran akan diolah oleh mikrokontroler hingga muncul hasilnya di LCD berupa nilai resistansi sampel dan informasi mengenai kesegaran sampel.

Baca juga: Mahasiswa Unsoed Inovasi Pengharum Ruangan dari Limbah Minyak Sayur

Termasuk keterangan bahwa sampel tersebut adalah daging ayam segar atau ayam yang telah mati sebelum disembelih.

Hasil deteksi

1. Ayam halal memiliki rentang nilai resistansi 6,15 ohm – 28,53 ohm.

2. Ayam tiren memiliki rentang nilai resistansi 1,68 ohm – 7,83 ohm.

Nilai resistansi ayam tiren lebih rendah dari ayam halal. Kemudian nilai resistansi akan meningkat seiring dengan menurunnya kesegaran sampel ayam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com