Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar UI: ASI Turunkan Risiko Kanker bagi Ibu Menyusui

Kompas.com - 20/08/2021, 15:35 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Pemberian Air Susu Ibu (ASI) tidak hanya bermanfaat bagi anak, tapi juga bermanfaat bagi ibu menyusui dalam menurunkan risiko kanker.

Hal itu disampaikan Dosen dari Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran UI, Rina Agustina melansir laman UI, Jumat (20/8/2021).

Baca juga: Nadiem Makarim: 2 Fokus Kemendikbud Ristek di Masa Pandemi Covid-19

"Pemberian ASI sangat penting, selain bermanfaat bagi perkembangkan untuk otak dan kognitif bayi, kekebalan tubuh dan mencegah obesitas bayi, bisa bermanfaat juga menurunkan risiko terjadi kanker payudara dan kanker ovarium bagi ibu menyusui," kata dia.

Mengacu pada rekomendasi World Health Organization (WHO) dan hasil beberapa studi lainnya, pemberian ASI eksklusif harus dilakukan minimal hingga enam bulan sejak kelahiran anak.

Namun, dia menemukan suatu tantangan yang cukup berat yaitu cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia.

Saat ini masih sangat rendah hanya 34 persen atau hanya satu dari tiga ibu di Indonesia yang berhasil memberikan ASI eksklusif bagi bayi.

Dia menuturkan beberapa faktor yang menjadi penyebab rendahnya cakupan ASI eksklusif di Indonesia, seperti sang ibu merasa sudah waktunya untuk menghentikan pemberian ASI pada bayi dan ASI yang dihasilkan oleh ibu dirasa kurang sehingga harus memberikan nutrisi tambahan.

Kemudian, ibu merasa sudah lelah dan sering jatuh sakit, hingga kembali mengalami kehamilan yang lebih cepat dari jadwal seharusnya.

Hasil studi lain juga menjelaskan faktor tantangan dalam pemberian ASI ekslusif, yaitu inisiasi menyusui dini (IMD) yang tidak berjalan dengan baik, adanya ajakan atau rayuan dari iklan dan lingkungan sekitar untuk mengganti ASI dengan susu formula buatan pabrik.

Baca juga: Jokowi: Jika Sudah PTM, Pelajar Jangan Lupa Prokes

Lalu, kurangnya fasilitas penunjang di tempat kerja bagi ibu menyusui juga menjadi tantangan, khususnya bagi wanita karir.

Dia menyebut, pandemi Covid-19 juga memberikan tantangan bagi ibu menyusui, seperti kurangnya dukungan dari kalangan profesional akibat disrupsi pelayanan kesehatan, akses mendapat pelayanan menjadi berkurang akibat adanya social distancing, serta keamanan pada saat pemberian ASI.

Saat ini, kata dia, hampir 50 persen ibu hamil dan menyusui mengalami ketidaknyamanan pada saat melakukan kontrol ke fasilitas kesehatan.

Selain itu, hampir 40 persen ibu menyusui mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan healthy food bagi keluarganya.

Rina menambahkan, ada empat faktor yang menjadi penentu keberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif maupun ASI lanjutan, yaitu faktor maternal, faktor bayi / infant, faktor keluarga dan lingkungan, serta fasilitas kesehatan.

Diantara keempat faktor itu, faktor maternal dan faktor keluarga menjadi kunci utama keberhasilan pemberian ASI.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com