Tantangan kedua adalah meningkatkan pendidikan vokasi yang kontekstual. Pendidikan vokasi harus disesuaikan dengan konteks potensi lokal.
“Misalnya di Labuan Bajo, berarti pendidikan vokasi harus berbasis wisata. Kalau di Sei, Sulawesi Tenggara, maka pendidikannya harus berbasis kelautan,” kata Billy.
Tantangan yang ketiga adalah revitalisasi kapasitas guru dan fasilitas sekolah untuk memampukan insan-insan vokasi menjadi wirausahawan.
Hal ini bisa menjawab kemungkinan lulusan pendidikan vokasi tidak bisa diserap oleh lapangan kerja sektor formal dan non-formal.
“Mereka didesain menjadi entrepreneur. Makanya di sekolah vokasi dibikin pusat inkubasi bisnis,” ujar alumnus University of Oxford tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.