Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen Unpad Ungkap Penyebab dan Cara Mencegah "Burnout"

Kompas.com - 12/08/2021, 09:19 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat menghadapi tekanan kehidupan, seseorang bisa mengalami stres. Terlebih di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, seseorang jadi lebih rentan terkena stres.

Menghadapi semua keterbatasan ;m ini, seseorang rentan mengalami burnout. Jika tidak dicegah, burnout dapat mengganggu kualitas hidup hingga menurunkan produktivitas bekerja.

Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Iceu Amira menerangkan, jika merasakan kelelahan secara fisik saja bisa diselesaikan dengan cara istirahat cukup.

Namun berbeda jika seseorang merasakan kelelahan emosional, istirahat saja belum tentu selesai. Maka harus ada intervensinya.

Baca juga: Hasil Riset UGM-UNS: Pemberian Antibiotik Tanpa Resep Perlu Diawasi

Iceu menerangkan, burnout adalah sindrom psikologis yang disebabkan adanya rasa kelelahan yang luar biasa, baik secara fisik, mental, maupun emosional. Dampaknya, seseorang dapat kehilangan minat dan motivasi.

Cara mencegah burnout

Menurut dia, burnout dapat mengurangi produktivitas dan menguras energi sehingga membuat seseorang merasa tidak berdaya, putus asa, lemah, dan cepat marah.

"Jika mengalami dalam waktu yang lama, akan berdampak pada kehidupan sosial terutama pekerjaannya," kata Iceu seperti dikutip dari laman Unpad, Rabu (11/8/2021).

Iceu menerangkan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah burnout, yakni dengan melakukan beberapa cara berikut ini.

1. Menjaga keseimbangan hidup. Butuh pengelolaan waktu yang baik kapan harus bekerja dan mengerjakan hal lainnya.

Baca juga: Nadiem Semangati 6.424 Maba ITS agar Berkontribusi untuk Negeri

2. Mengelola stres

3. Mengubah gaya hidup

4. Atur olah raga

5. Atur pola makan akan.

"Dengan demikian kita bisa mengurangi terjadinya burnout. Karena jika terjadi secara berlebihan, mengembalikan ke awal itu sulit," tegas Iceu.

Dalam Webinar dan Talkshow 'Say No to Burnout: Be More Productive' yang digelar mahasiswa Program Profesi Ners Fkep Unpad turut hadir pembicara lain.

Baca juga: Astra Isuzu Buka Lowongan Kerja Lulusan D1/D3-S1, Cek Infonya

Dosen Fkep Unpad lainnya Titin Suntini menekankan, pentingnya meluangkan waktu (me time) dengan berbagai aktivitas untuk menyegarkan otak . Hal ini untuk menghindari kejenuhan yang dapat berujung pada kondisi burnout.

"Kalau sudah jenuh, me time. Ambil waktu me time kita yang kayak gimana. Setiap orang berbeda-beda," ujarnya.

Selain itu, perlunya mencari dukungan dari orang lain agar bisa terus berpikir positif.

Perilaku juga harus dijaga agar tetap positif, serta didukung oleh aktivitas spiritual.

Semua orang bisa terkena burnout

Sementara itu Dosen Fkep Unpad Indra Maulana menambahkan, burnout biasanya terjadi akibat pekerjaan yang menumpuk dan terlalu berat.

Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, bukan hanya dari kalangan pekerja.

Baca juga: Mahasiswa UB Ciptakan Sabun Organik dengan Segudang Manfaat

Kondisi ini bahkan bisa terjadi pada ibu rumah. Mereka rentan mengalami burnout di masa pandemi ini karena menghadapi banyak pekerjaan rumah, ditambah dengan tugas menemani anak sekolah daring.

Selain itu, kalangan tenaga medis juga rentan mengalami burnout karena harus menghadapi banyaknya pasien Covid-19.

"Begitu juga dengan pekerja lainnya yang harus menghadapi banyak pekerjaan terlebih dengan situasi keterbatasan di tengah pandemi," terang Indra.

Dia mengajak agar masyarakat bisa mengelola waktu supaya tidak terjadinya stres yang berkepanjangan karena pekerjaan menumpuk.

Selain terjadi gangguan psikologis, burnout juga dapat mengakibatkan gangguan fisik, seperti sakit pada lambung dan imunitas menurun.

Baca juga: 5 Tipe Mahasiswa Sesuai Kegiatannya, Kamu Termasuk yang Mana?

Selain dari pekerjaan yang banyak dan terlalu berat, burnout juga bisa disebabkan karena gaya hidup yang penuh tekanan, serta kemampuan adaptasi seseorang dalam menghadapi masalah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com