Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi MIPA UNY: Cara Keramas yang Benar Hindari Rambut Rusak

Kompas.com - 09/08/2021, 14:49 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Bagi kaum perempuan, rambut adalah mahkota. Karenanya, rambut pasti dirawat dan dipelihara dengan baik. Tentu agar rambut tidak rusak atau kusam.

Meski demikian, terkadang kita telah melakukan kesalahan fatal yang disebabkan pemilihan sampo dan cara keramas yang salah hingga berakibat pada mahkota tersebut.

Terkait hal itu, Dosen Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Dr. Das Salirawati, M.Si., membeberkan mengenai rambut.

Baca juga: Yuk Simak Tips Jadi Mahasiswa Baru

Menurutnya, rambut tersusun atas sel-sel protein yang keras dan liat yang disebut keratin, hampir sama keratin pada kulit dan kuku. Keratin merupakan protein alami yang dapat ditemukan pada rambut, kulit, dan kuku.

"Keratin inilah yang berperan dalam menjaga rambut tetap sehat dan tampak berkilau," ujarnya seperti dikutip dari laman UNY, Senin (9/8/2021).

Tak hanya itu saja, ada hal lain yang bisa merusak rambut, yakni bertambahnya usia dan gaya hidup. Ini dapat mengakibatkan produksi dan fungsi keratin dalam tubuh menurun. Akibatnya, rambut menjadi tampak kusam, kusut, sulit diatur, hingga rusak.

Dijelaskan, ikatan pada protein rambut mempunyai empat tipe yang memengaruhi sifat rambut, rambut berminyak, normal, kering, lurus atau keriting.

Empat tipe tersebut adalah ikatan hidrogen, jembatan garam, hubungan sulfid, dan interaksi hidrofilik yang dapat rusak oleh kondisi asam atau basa serta obat pengeriting dan pelurus rambut.

"Ada cara mudah dan murah untuk mendeteksi jenis rambut, yaitu dengan pemutih pakaian dan gelas bekas minuman mineral yang bersih," katanya.

Cara deteksi jenis rambut

Adapun caranya ialah:

  • Tuangkan pemutih setinggi sekitar 1/3 dari tinggi gelas tersebut tanpa penambahan air.
  • Siapkan stopwatch dan sehelai rambut.
  • Bersamaan dengan memasukkan sehelai rambut tadi ke dalam pemutih dalam gelas, nyalakan stopwatch.
  • Tangan tidak boleh bersentuhan langsung dengan pemutih, jadi ketika memasukkan rambut dan menenggelamkannya dapat menggunakan lidi atau sendok plastik agar tidak kena kulit tangan.
  • Perhatikan dengan cermat kapan rambut larut dan hilang di dalam pemutih.

Baca juga: Akademisi Unpad: Meski Pandemi, Seseorang Harus Tetap Produktif

Ketika rambut tak terlihat lagi maka matikan stopwatch. Hasilnya:

  • Jika rambut larut dalam waktu singkat (20–30 menit) berarti jenis rambut Anda kering (bersifat sangat asam).
  • Bila rambut larut antara 30 menit sampai 1 jam, berarti masuk dalam jenis rambut normal.
  • Bila rambut larut lebih dari 1 jam (ada yang sampai 2–3 jam), berarti termasuk jenis rambut berminyak, yaitu jenis rambut yang paling banyak bermasalah.

Cara pilih sampo

Lebih lanjut, Dr. Das menjelaskan, rambut kering paling mudah mengalami kerusakan, misal mudah patah, rontok, bercabang, dan kusam.

Oleh karena itu sebaiknya memakai shampoo yang kandungan proteinnya tinggi, seperti shampoo kuning telur, lidah buaya, dan seledri agar keasaman rambut berkurang.

Untuk rambut normal pemakaian sampo jenis apapun dapat dilakukan, tetapi dianjurkan memilih sampo yang menguatkan akar, misalnya sampo ginseng.

Baca juga: Pakar UGM: Perawatan Paliatif di Masa Pandemi Bisa Online Meeting

Sedangkan jenis rambut berminyak harus memilih sampo yang dapat mengurangi kadar minyaknya, yaitu sampo dengan sifat asam/basa tinggi, seperti sampo merang (bersifat basa) dan jeruk nipis (bersifat asam).

Dapat pula memilih sampo yang memiliki kadar deterjen tinggi, dengan melihat kandungan Lauryl Glukosida yang merupakan surfaktan membantu menghasilkan busa yang mengangkat kotoran di rambut.

Cara keramas rambut yang benar

Adapun cara keramas yang tepat adalah setelah sampo dikucek-kucek dan berbusa di rambut kita, biarkan beberapa saat (3–5 menit).

Tujuannya adalah memberi kesempatan kepada zat-zat gizi untuk pertumbuhan rambut yang terkandung dalam sampo tersebut untuk meresap sampai ke akar rambut dan juga zat penghilang ketomber mengikat ketombe yang yang ada pada kulit rambut.

"Selama ini kita mencuci rambut secara buru-buru. Maka begitu rambut dikenai sampo dikucek-kucek sebentar lalu segera disiram air," kata Das.

Selain cara keramas seperti itu membuat banyak busa yang tersisa dan memicu timbulnya ketombe, keramas juga tidak berguna.

Karena zat-zat gizi yang terkandung dalam sampo, misalnya seng piritonin untuk mencegah ketombe atau pantenol untuk pertumbuhan rambut dan meningkatkan kelembaban rambut belum sempat masuk ke dalam akar rambut, tetapi sudah terguyur oleh air.

Baca juga: Akademisi Unpad: Keluarga Harus Manfaatkan Pekarangan Rumah

Apalagi jika memakai air pancuran atau melalui shower, maka semua zat gizi dalam sampoo akan terlepas dan terbuang bersama air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com