KOMPAS.com - Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) atau dulu dikenal dengan sebutan Masa Orientasi Siswa (MOS) dilakukan secara daring, Senin (12/7/2021).
Kebijakan ini diambil karena adanya Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang masih berlangsung hingga 20 Juli mendatang.
Termasuk SMPN 2 Pakem, Sleman DIY yang merencanakan akan melakukan MPLS secara luring dengan datang ke sekolah.
Pihak sekolah pun telah mempersiapkan sarana prasarana dan mekanisme yang diterapkan saat anak-anak datang ke sekolah.
Baca juga: Sekolah Boleh Lakukan PTM Terbatas, Asal Terapkan Hal Ini
Namun karena adanya PPKM Darurat, rencana MPLS secara luring batal dilaksanakan dan diganti online.
"Kami ditunjuk Dinas Pendidikan untuk melakukan tatap muka terbatas saat MPLS. Namun karena ada kebijakan PPKM Darurat jadi diganti online semua," ungkap Kepala Sekolah SMPN 2 Pakem Triworo Setyaningsih kepada Kompas.com, Senin (12/7/2021).
Salah satu materi yang disampaikan saat MPLS yaitu bertema Siaga Kependudukan. Menurut Triworo, materi Siaga Kependudukan ini disampaikan agar siswa mampu merencanakan masa depan dengan baik.
Baca juga: Siswa, Kenali 5 Fobia Unik yang Tercatat di KBBI
Melalui materi ini, sekolah yang berada di lereng Gunung Merapi ini ingin mengurangi angka pernikahan usia muda.
Pasalnya SMPN 2 Pakem berada di kawasan wisata sehingga tidak menutup kemungkinan para siswa bisa dewasa lebih dini karena banyak faktor.
Para siswa bisa saja melihat orang yang mabuk minuman keras, penyalahgunaan narkoba hingga melihat orang berpacaran. Hal seperti ini dikhawatirkan bisa mempengaruhi siswa dan berpikir untuk tidak melanjutkan pendidikan dan memilih pekerjaan kasar agar mendapatkan uang.
"Dengan meteri Siaga Kependudukan ini, kami ingin mengajak anak-anak merencanakan masa depannya. Mereka lebih baik menikah di usia berapa, baik siswa laki-laki atau siswa perempuan. Merencanakan kehamilan dan persiapan yang harus dilakukan," urai Triworo.
Baca juga: Pandemi Covid-19, UGM Siapkan Psikolog Dampingi Nakes dan Keluarga
Dengan merencanakan masa depan lebih baik, para siswa diharapkan bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan bekerja.
Dia mengakui jika di Kapanewon Pakem, Sleman masih ada pernikahan di usia muda. Salah satu penyebabnya karena adanya pergaulan bebas.
Baca juga: Perusahaan Bumbu Dapur Ini Buka Lowongan Kerja SMA/D3 Fresh Graduate
Sehingga untuk membentengi para siswanya, SMPN 2 Pakem memberikan materi Siaga Kependudukan. Tidak hanya sebatas waktu MPLS saja, tapi materi ini juga disisipkan di mata pelajaran maupun tugas-tugas dari para guru.
"Kemauan untuk belajar dan bekerja siswa menjadi lebih besar. Jauh sebelumnya, ada siswa kami yang setelah lulus justru memilih mencari pasir atau menjadi sopir jip wisata," ungkap Triworo.
Selama masa MPLS, siswa juga diberi materi tentang mitigasi bencana untuk mengurangi dampak dari bencana tersebut.
Baca juga: Propan Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan D3-S1
Tidak hanya bencana dari Gunung Merapi, tetapi juga adanya pandemi Covid-19 seperti saat ini. Siswa juga harus tahu pencegahan, penularannya hingga menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman Ery Widaryana menambahkan, pihaknya telah membuat surat edaran bahwa MPLS di semua sekolah dilakukan secara daring.
Baca juga: IDAI Sarankan 8 Hal Ini Jika Sekolah Adakan PTM Terbatas
Terkait materi MPLS, Ery menambahkan, pihaknya tidak memberikan ketentuan khusus. Namun ada beberapa materi pokok dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dan sekolah bisa mengembangkan atau menambah disesuaikan dengan jenjang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.