Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirjen Pendidikan Tinggi Ungkap Pentingnya Membangun SDM Berkualitas

Kompas.com - 25/06/2021, 12:30 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Perang dunia II menghancurkan infrastruktur di Jepang kala itu. Tetapi hanya butuh sekitar 30 tahun saja, Jepang menjadi salah satu negara maju di dunia.

Ternyata, hal itu tak lepas dari bonus demografi yang dialami Jepang pada 1970-an. Industri terus didorong semakin maju pesat hingga saat ini.

Tak hanya itu saja, Korea Selatan juga mengalami bonus demografi pada 1990-an. Karena usia produktif lebih besar itulah dimanfaatkan Korea Selatan untuk membangun modernisasi.

Baca juga: Pesan Dirjen Dikti bagi 16 Perguruan Tinggi Terbaik Versi QS WUR 2022

Disusul negara China yang mengalami bonus demografi pada tahun 2000-an. Bonus demografi sendiri ialah fenomena ketika jumlah masyarakat usia produktif lebih banyak dibanding non-produktif.

Demikian diungkapkan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Prof. Nizam pada webinar Program Fellowship Jurnalisme Pendidikan angkatan kedua secara daring, Jumat (25/6/2021).

Adapun kegiatan ini digelar oleh Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) berkolaborasi dengan PT Paragon Technology and Innovation.

Bangun SDM berkualitas

Lebih lanjut, Prof. Nizam menjelaskan bahwa Indonesia juga harus memanfaatkan bonus demografi mulai 2030 secara maksimal.

Bagaimana caranya? Menurut Prof. Nizam ialah dengan membangun sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Salah satunya meningkatkan pendidikan.

"Pendidikan itu penting jika Indonesia ingin jadi negara maju. Hanya saja, tantangannya masih cukup berat," ungkap Nizam.

Baca juga: Pengamat Pendidikan Ingatkan Jurnalis Turut Mencerdaskan Bangsa

Dia menyebut ada beberapa tantangan nasional. Seperti demokratisasi dan transformasi sosial, kesenjangan, kemiskinan, ketergantungan produk impor, dan lain-lain.

Kendati demikian, pihaknya terus berupaya menyelesaikan permasalahan tersebut dengan pendidikan yang berkualitas. Salah satunya dengan Program Kampus Merdeka.

Prof. Nizam yang dipercaya sebagai punggawa pendidikan tinggi di Indonesia ini menuturkan bahwa melalui pendidikan tinggi diharapkan mampu menciptakan SDM unggul.

"Di Kampus Merdeka, sekarang mahasiswa bisa kuliah lintas prodi selama satu semester. Ini gunanya agar mahasiswa bisa mengembangkan potensi diri melalui pembelajaran yang fleksibel," terangnya.

Ada 9 kegiatan di kampus merdeka, yakni:

1. Pertukaran mahasiswa
2. Magang
3. Mengajar di sekolah
4. Penelitian
5. Proyek kemanusiaan
6. Kewirausahaan mahasiswa
7. Studi/proyek mandiri
8. Membangun desa
9. Bela negara

"Belum lama ini kami bekerjasama dengan DPR RI untuk program magang mahasiswa di DPR. Nantinya, mahasiswa bisa belajar bagaimana dunia legislatif," ungkap Nizam.

Pentingnya investasi di pendidikan tinggi

Prof. Nizam menambahkan, keberhasilan Korea Selatan dan Jepang itu juga karena ada kesadaran untuk berinvetasi di pendidikan tinggi.

Untuk itulah dia mengajak semua pihak agar peduli pada pendidikan. Terlebih mengenai investasi di pendidikan tinggi.

Jika masyarakat terbentur masalah finansial, maka pemerintah menyediakan KIP Kuliah agar semua bisa mengenyam di pendidikan tinggi.

Baca juga: Badan Akreditasi Nasional: Ini Cara Tingkatkan Mutu dan Kualitas Pendidikan di Indonesia

Dengan harapan, cita-cita menuju generasi emas 2045 bisa tercapai dengan memanfaatkan bonus demografi Indonesia dan perubahan pola pikir untuk berinvestasi di pendidikan tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com