Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Guru Besar UPI: Pengembangan Sektor Telekomunikasi Prospeknya Bagus

Kompas.com - 09/06/2021, 12:51 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Kemudian, untuk pengembangan bisnisnya di Indonesia dapat dimulai dari pengembangan sumber daya manusia (SDM) tenaga ahli mulai rentang sederhana hingga high skill and knowledge technology serta praktisinya.

Baca juga: Guru Besar UPI: Perguruan Tinggi Harus Berani Ubah Pendidikan Kewirausahaan Jadi Digitalpreneur

Kemudian, dikembangkan pula sarana dan prasarana pengembangan, baik dalam hal riset maupun pabrikasi, alokasi biaya pengembangan, aspek tekad politik (political will), dan cetak biru (blue print).

Hal tersebut perlu menjadi perhatian karena sektor telekomunikasi telah berkembang cepat hingga dekade ini. Perkembangannya pun tidak hanya pada teknologinya, tetapi juga dalam hal organisasi dan regulasi industrinya (Matheson and Petit, 2017).

Sektor tersebut pada umumnya natural monopoly, industri dengan fixed costs, tingkat pengembalian modal bertambah dan biaya layanan rata-rata. 

Namun biaya tersebut menurun seiring permintaan yang bertambah (karena keuntungannya).

Sebagai contoh, kebanyakan keuntungan finansial operator selular relatif tinggi. Ini dibuktikan pengembalian rata-rata nilai aset dari perusahaan-perusahaan layanan telekomunikasi besar Amerika Serikat (AS) melebihi perusahaan-perusahaan modal besar pada umumnya hingga 70 persen sejak 2009.

Selain itu, return on investment (ROI) dan return on equity (ROE) perusahaan telekomunikasi masing-masing mencapai 16 persen dan 15 persen lebih tinggi dari pasar.

Baca juga: Atasi Jenuh Kuliah Daring, UPI Inovasi Tatap Muka Moda Broadcasting

Penelitian Boniecki dan lainnya (2016) yang menganalisa pasar-pasar telekomunikasi di Timur Tengan dan Afrika menemukan bahwa pertumbuhan sektor ini tergantung market share.

Ini berarti, operator-operator yang dominan mempunyai rasio earning sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan angsuran utang terhadap total revenue 41-47 persen.

Sementara itu, operator terbesar kedua nilainya mencapai 30-37 persen dan operator terbesar ketiga dan keempat hanya 15-25 persen.

Perkembangan teknologi komunikasi

Lebih lanjut, Enjang menjelaskan perkembangan teknologi komunikasi.

Menurutnya, dewasa ini orang sudah bisa mengirim dan menerima pesan atau berita sudah kombinasi tulisan, suara, gambar, video seadanya hingga video yang dianimasi 3D.

“Bahkan, teknologi ini dapat pula memperlihatkan makrokosmos maupun mikrokosmosnya. Bisa dipermudah (made easy) maupun diperumit/dibuat canggih (made complex),” terangnya.

Dia merangkum sejarah perkembangan teknologi telokuminkasi dapat dilacak mulai tahun 1864 ketika James C Maxwell membahas hubungan medan magnet.

Hubungan tersebut tidak hanya merangkum temuan riset Laplace, Poisson, Faraday, Gauss dan yang lainnya, tetapi juga memprediksi propagasi atau penjalaran sinyal listrik lewat ruang (space).

Baca juga: Perkembangan Teknologi Komunikasi

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com