Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/04/2021, 10:04 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Prof. Theresia Indah Budhy Sulisetyawati resmi dikukuhkan menjadi guru besar bidang Patologi Mulut dan Maksilofasial Univeristas Airlangga (Unair).

Gelar profesor yang diraih, karena hasil terobosannya dalam menemukan daun kelor sebagai obat anti kanker.

Baca juga: Tips Merawat Gigi dan Mulut Anak dari Pakar Unpad

Hasil penelitian yang didapatnya diuraikan dalam orasinya yang berjudul "Pengembangan Terapi Kanker Rongga Mulut dengan Nanopartikel Moringa Oleifera".

Dia mengingatkan, masalah kanker di Indonesia semakin meningkat dari waktu ke waktu.

Apalagi diikuti dengan fakta hadirnya Indonesia sebagai negara dengan kasus kanker terbanyak di Asia Tenggara, setelah Vietnam.

Angka kematian kanker di Indonesia 2 persen. Dan untuk kanker mulut prevalensinya naik, dari 1,4 persen di 2013 menjadi 1,8 persen di 2018.

"Angka kejadian kanker di Indonesia pun mencapai 135.000 orang per tahunnya. Sebuah problematika yang tidak dapat kita kesampingkan," ucap dia melansir laman Unair, Senin (12/4/2021).

Dengan mengikuti fakta yang ada, dia akhirnya berusaha menemukan obat anti kanker dengan cara yang lebih aman, alami, dan mudah didapat, khususnya di Indonesia.

Potensi obat anti kanker itu jatuh kepada tanaman kelor yang setelah diteliti mengandung berbagai zat aktif, seperti fitokimia yang dapat menjadi agen anti-neoproliferatif penghambat pertumbuhan sel-sel kanker.

Fokus utama penelitian

Lalu mengapa nanopartikel daun kelor menjadi fokus utama penelitian?

Dia menjelaskan, nanopartikel menjadi material biologis atau sintetik yang mampu menjadi bahan penghantar obat yang ukurannya lebih kecil dari pada mikrosfer dan liposom.

"Nanopartikel mampu menembus ruang-ruang antar sel yang dapat ditembus ukuran koloidal, stabilitas tinggi, terlindung dari degradasi, tolerabilitas yang sangat baik, toksisitas rendah pada hati, dan serangkaian kelebihan lain," jelas dia.

Baca juga: Dosen Unair: Doktrin Radikalisme Sasar Media Sosial

Kelebihan itu, bilang dia, nantinya mampu mengikat molekul obat dalam jumlah memadai, dengan efisiensi penyerapan yang sangat tinggi.

Dengan kelebihan nanopartikel itu, There menggunakan mekanisme apoptosis yang mendorong eliminasi dan menghilangkan sel-sel yang tidak dibutuhkan oleh tubuh.

Dari penelitian itu, ditemukan kematian sel kanker dapat didorong melalui apoptosis dan nekrosis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com