Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Merawat Gigi dan Mulut Anak dari Pakar Unpad

Kompas.com - 11/04/2021, 22:04 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi Unpad, Willyanti Soewondo membagi beberapa tips kepada orangtua, agar mudah menjaga merawat gigi dan mulut anak sejak dini.

Hal pertama, kata dia, pencegahan penyakit gigi dan mulut secara lebih dini.

Baca juga: Rektor: Lulusan IPB Punya Tiga Ciri yang Melekat

Pencegahan secara dini ini meliputi pemeliharaan kesehatan gigi di rumah, seperti menjaga kebersihan gigi dan mulut anak dengan baik.

"Tak lupa perlu mengoptimalkan edukasi kesehatan gigi kepada anak," ungkap dia melansir laman Unpad, Minggu (11/4/2021).

Hal kedua, kata dia, perlu adanya diet makanan non kariogenik, yaitu dengan mengurangi makanan bergula dan lengket, serta memperbanyak makanan berserat.

"Seperti buah-buahan yang banyak mengandung air dan sayur-sayuran," sebut dia.

Ketiga, bilang dia, orangtua harus mengajak anak untuk kunjungan berkala ke dokter gigi setiap 3 sampai 6 bulan sekali.

"Untuk anak dengan gigi mulut yang baik biasanya 6 bulan sekali, tapi yang banyak kariesnya dianjurkan interval 3 sampai 6 bulan," ucapnya.

Keempat, konseling prenatal juga penting dilakukan.

Ibu jadi contoh anak

Dia menegaskan, ibu bisa menjadi role model yang baik bagi anak dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Baca juga: Rektor Unesa: Masalah Radikalisme Cukup Serius dan Kompleks

"Sebetulnya harusnya dari sebelum hamil, calon ibu itu harus bagus gigi dan mulutnya," tegas dia.

Tantangan perawatan gigi

Dia mengaku, perawatan gigi saat pandemi Covid-19 memiliki tantangan.

Sebab, di tempat praktik dokter gigi, 95 persen prosedur dental menghasilkan bioerosol.

Hal itu menimbulkan kekhawatiran dalam penyebaran virus.

Selain itu, penggunaan instrumen gigi yang terkontaminasi juga berpotensi menularkan virus.

Sesuai adanya panduan PDGI dan AAPD, para dokter dapat melakukan perawatan gigi dan mulut di era pandemi dengan menyesuaikan protokol kesehatan.

Selain preventif dentistry, hal yang lebih ditekankan adalah adanya tindakan perawatan dengan minimal invasif.

Baca juga: Dokter RSA UGM: Epilepsi Tidak Menular, Bahkan Bisa Disembuhkan

Dia menyebut, dalam praktik kedokteran gigi di era pandemi, diperlukan adanya proses skrining dan pengendalian infeksi.

"Sebetulnya dari kedokteran gigi anak pengendalian infeksi itu sudah dilaksanakan, tetapi pada era Covid-19 ini pengendalian infeksi ini lebih ditingkatkan," ujarnya.

Pengendalian infeksi yang dilakukan, misalnya dokter gigi dan perawat harus dalam keadaan sehat dan menggunakan APD level 3 sedangkan pasien dipakaikan APD level 1.

Selain itu juga perlunya penggunaan separator wall pada saat berkonsultasi, disinfeksi ruang perawatan dan ruang tunggu, dan memperhatikan ruang praktik.

Demi meminimalisasi aerosol, lanjut dia, maka bisa melalui penggunaan high vacum evacuator atau vaccum aerosol, melengkapi ruang praktik dengan alat hepa filter atau penjernih udara.

Bukan hanya itu, dia mengakui perlu diterapkannya four handed dentistry.

Langkah ini guna mempersingkat kerja dokter gigi, mengurangi kelelahan, dan juga mempersingkat kontak dengan aerosol.

Baca juga: Epidemiolog Unpad Beri Tips Vaksinasi Covid-19 Saat Bulan Ramadan

"Sementara untuk kondisi yang tidak darurat, perawatan gigi mulut jarak jauh dengan mengurangi jumlah tatap muka," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com