Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Tahun Pandemi, Sekolah Bukan Satu-satunya Tempat Belajar

Kompas.com - 04/03/2021, 10:24 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

Menurutnya, penting bagi orangtua dan guru untuk memperhatikan apakah anak mengalami proses belajar selama di rumah. Pasalnya, proses belajar bisa dilakukan di mana saja, tidak harus di “gedung” sekolah.

“Kita terlalu asyik mengukur sebatas pada jumlah anak bersekolah, bukan kualitas proses belajar anak,” paparnya.

Untuk itu, Bukik menyarankan sejumlah upaya agar anak tetap menjadi pembelajar aktif, meski tidak ke sekolah. Pertama, lanjut dia, berhenti memberikan soal dan tugas pada anak.

Baca juga: Targetkan 17,9 Juta Siswa, Ini Cara Daftar KIP Sekolah SD-SMA 2021

Penting untuk berhenti agar guru dan orangtua bisa fokus berempati dan memahami kebutuhan belajar anak, seperti ajak bicara anak tentang perasaannya, apa yang menjadi minatnya, dan apa yang ingin dipelajari.

Lalu, pastikan anak mendapat stimulasi belajar yang beragam seperti membaca buku, melakukan eksperimen, mengerjakan tugas rumah tangga, menyaksikan film, mengeksplorasi topik tertentu di internet, mengajak diskusi topik yang menarik buat anak.

Tak kalah penting, amati dan refleksikan perkembangan kompetensi atau kemampuan anak dari waktu ke waktu.

“Ajak anak menilai perbedaan kemampuannya saat ini dibandingkan kemampuan 1-3 bulan yang lalu. Diskusikan perbedaannya tersebut beserta penyebab dan apa yang bisa dilakukan agar kemampuan anak terus berkembang,” sarannya.

Setelahnya, guru dapat berkolaborasi dengan orangtua untuk melakukan asesmen otentik, yakni asesmen yang memfasilitasi murid mengekspresikan keunikan dan kemampuan dirinya untuk menyelesaikan suatu tantangan belajar dengan tetap menyesuaikan pada kondisi dan kemampuan murid serta orangtua.

Baca juga: Cara Cek Siswa Penerima Kartu Indonesia Pintar untuk SD-SMA

Bentuk teknisnya bisa berupa wawancara dengan narasumber, mengerjakan tugas terkait minat seperti lukisan, lagu dan lainnya, terkait pekerjaan rumah tangga atau melakukan riset sederhana.

Sementara untuk anak-anak dengan keterbatasan gadget, sinyal atau fasilitas pembelajaran daring, pembelajaran bisa dilakukan individual atau kelompok kecil melalui guru kunjung.

Kunjungan guru, terang Bukik, bukan untuk menyampaikan materi melainkan untuk mendiskusikan tugas yang telah diberikan pada kunjungan sebelumnya.

Hal itu sesuai dengan semangat Guru Merdeka Belajar. Menurutnya, Guru Merdeka Belajar adalah guru yang melakukan penyesuaian pembelajaran berdasarkan kebutuhan murid dan tantangan yang dihadapi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

“Guru Merdeka Belajar akan mencari strategi pembelajaran yang paling mungkin dilakukan di tengah tantangan pandemi Covid-19,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com