Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menristek: 12 PTNBH Dapat Dana Penelitian Rp 400 Miliar

Kompas.com - 16/02/2021, 13:35 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia yang kaya akan keanekaragaman hayati dan sumber daya alam (SDA) harus terus dijaga. Meski demikian, Indonesia juga harus bisa berinovasi dengan memanfaatkan SDA tersebut.

"Karena kita banyak sumber daya alam, maka inovasi juga bisa datang dari kekayaan alam itu sendiri," ujar Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang Brodjonegoro pada pengumuman Pendanaan Penelitian untuk Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) Tahun 2021 secara virtual, Selasa (16/2/2021).

Menurut Menristek, Indonesia harus berhenti pada industri primer. Namun menuju ke industri sekunder. Salah satu contohnya ialah hasil tambang nikel yang nantinya tidak diekspor mentah saja.

Akan tetapi, nikel harus diolah di industri dan dijual sebagai produk bernilai tinggi. Salah satunya ialah jadi baterai untuk kendaraan listrik.

Baca juga: Menristek: Terapi Plasma Konvalesen Perbesar Kesembuhan Pasien Covid

"Indonesia jadi salah satu penghasil nikel terbesar di dunia. Maka dari itu, nikel juga harus dijadikan produk bernilai, seperti halnya baterai untuk kendaraan listrik," terang Menteri Bambang.

Tentu dengan harapan, pada 2045 Indonesia menjadi negara maju. Oleh karena itu, dengan adanya dana hibah ini agar dimanfaatkan dengan baik oleh PTNBH untuk berinovasi.

Ciptakan industri kompetitif

Dijelaskan, pada Prioritas Riset Nasional (PRN) 2020-2045, Indonesia harus menciptakan industri yang kompetitif. Salah satunya dengan teknologi tepat guna.

Kegiatan riset dan inovasi yang melahirkan teknologi tepat guna misalnya di sektor pertanian untuk meningkatkan produktivitas tani.

Seperti teknologi mudah dipakai, murah, dan relevan dengan yang dibutuhkan oleh petani.

"Inilah tantangan PTNBH bagaimana memanfaatkan teknologi tepat guna itu. Tentu teknologi yang basisnya revolusi industri 4.0," tegas Menristek.

Disamping itu ialah mengenai substitusi impor dan produk lokal. Ini harus dilakukan berbasis inovasi atau tidak sekedar meng-copy dari luar saja.

Menteri Bambang mencontohkan ialah saat pandemi ini UGM melakukan inovasi sendiri dengan menciptakan GeNose sebagai alat screening Covid-19. Jadi, alat ini bisa menggantikan alat screening impor tentu dengan melakukan inovasi sendiri.

"Inovasi di PTNBH itu tujuan utama simpel. Yakni dengan menggunakan teknologi terkini untuk melakukan riset dan inovasi," katanya.

"Dengan melakukan riset, nanti akan membawa ke market yang bisa berdaya saing dengan produk dari luar," jelas Menristek.

Baca juga: Sampah Medis Covid-19 Meningkat, Menristek Siapkan Skema Limbah

Adapun pengumuman hibah riset PTNBH (12 PTNBH) 2021, untuk dana penelitian besarnya ialah Rp 400 miliar. Dengan rincian untuk:

1. Penelitian terapan (664 judul): 127,3 miliar

2. Penelitian dasar (1.694 judul): 230,6 miliar

3. Penelitian peningkatan kapasitas riset (764 judul): 41,4 miliar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com