Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sariawan Menjadi Gejala Baru Covid-19? Ini Penjelasan Pakar Unpad

Kompas.com - 04/02/2021, 07:56 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Baru-baru ini, ada laporan jika sariawan menjadi gejala baru Covid-19. Meski laporan tersebut masih perlu dikaji lebih dalam, munculnya sariawan di mulut sebetulnya berkaitan erat dengan kondisi tubuh seseorang.

“Prinsipnya secara keseluruhan sariawan berkaitan dengan kondisi mulut dan kesehatan tubuh secara keseluruhan,” ungkap Dosen Departemen Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Irna Sufiawati dilansir dari laman unpad.ac.id.

Menurut Irna, gejala sariawan pada Covid-19 tidak seperti infeksi virus lain. Contohnya infeksi cacar yang menyebabkan munculnya sariawan hanya di satu sisi mulut.

Atau, infeksi virus herpes yang memunculkan sariawan kecil-kecil dalam jumlah banyak di dalam mulut.

Baca juga: SKB 3 Menteri: Sekolah Negeri Wajib Cabut Aturan Seragam Keagamaan

Selain itu, sariawan pada pasien Covid-19 juga tidak spesifik. Artinya, tampilan sariawannya sama dengan pasien yang tidak terpapar Covid-19. Irna mengatakan, sariawan penderita Covid 19 mirip dengan sariawan berjenis stomatitis aftosa rekuren.

“Sekarang banyak stomatitis ditemukan pada pasien Covid-19, baik pada pasien yang sering terkena stomatitis atau yang tidak ditemukan riwayat pernah terkena stomatitis,” ujar Irna.

Irna mengatakan, ada tiga penyebab utama munculnya sariawan pada penderita Covid 19.

Pertama, kata dia, diakibatkan kondisi badai sitokin. Sitokin merupakan protein yang dihasilkan dari sistem kekebalan tubuh sebagai respons apabila tubuh mengalami infeksi. Banyaknya sitokin keluar, sering kali disebut dengan istilah badai sitokin.

Baca juga: Pakar UGM: Virus Nipah Berpotensi Jadi Ancaman Pandemi Baru

Saat melawan infeksi virus Covid-19, badai sitokin ini yang menyebabkan terjadinya demam tinggi, sesak napas, diare, hingga memicu peradangan pada tubuh. Akhirnya, bisa memunculkan sariawan.

Penyebab kedua adalah akibat stres berlebih. Meningkatnya hormon kortisol akibat stres akan berdampak pada penurunan imunitas. Praktis, kerja sistem imun yang terganggu akan mudah memicu lahirnya sariawan.

“Penderita Covid-19 yang mengalami stres luar biasa bisa memicu hormon tadi menyebabkan sariawan,” imbuhnya,

Penyebab ketiga bisa diakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi pada pengidap Covid-19. Kurangnya asupan nutrisi sehari-hari akibat susah makan atau minum akan menimbulkan sariawan juga.

Baca juga: Beasiswa S2 Kominfo 2021 Dibuka, Ini Daftar Kampus dan Syarat

Awas, ada gejala lain di mulut

Tidak hanya sariawan, ada sejumlah kelainan lain pada mulut karena dipicu oleh Covid-19. Salah satunya diakibatkan dari proses terapi dan tindakan perawatan medis untuk pasien Covid-19.

Irna menjelaskan, selain sariawan berbentuk stomatitis, pasien Covid-19 juga rentan mengalami kelainan pada lidah.

Misalnya, kondisi lidah yang pecah-pecah (fissure tongue), kemudian munculnya bercak merah dan putih seperti sebuah peta (geographic tongue). Atau, munculnya lapisan tebal atau plak pada lidah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com