Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menristek: Indonesia Harus Jadi Pengekspor Vaksin

Kompas.com - 22/01/2021, 16:14 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Meski sudah ada vaksin Sinovac, tetapi Indonesia juga tengah mengembangkan vaksin sendiri yakni vaksin Covid-19 Merah Putih.

Hingga kini, pengembangan vaksin Merah Putih terus dikebut oleh Lembaga Riset, LPNK, dan empat perguruan tinggi.

Adapun keempat kampus itu ialah Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Airlangga (Unair), dan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Untuk melihat perkembangan vaksin Merah Putih, UI mengadakan webinar bertajuk "Tantangan dan Kebijakan Pengembangan Vaksin Merah Putih untuk Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19" secara virtual, Jumat (22/1/2021).

Baca juga: Apresiasi GeNose dan CePAD, Menristek: Ini Upaya Pemulihan Ekonomi

Ketua Tim Pengembang Vaksin Merah Putih UI, Budiman Bela menjelaskan, saat ini ada empat platform yang coba dikembangkan UI, yakni:

1. DNA

2. RNA

3. Sub-Unit Rekombinan

4. Virus-Like-Particles (VLP)

Namun dari keempat platform itu, DNA yang bakal paling cepat selesai. Sebab kini pengembangan DNA untuk vaksin sudah masuk dalam tahap stabilisasi dan efisiensi produk.

Dijelaskan, jika vaksin ini memiliki stabilitas yang baik, nantinya tim akan melakukan preparasi uji pre-klinik dan uji klinik lanjutan.

Barulah selanjutnya, Tim UI mulai melakukan hilirisasi produk ke industri farmasi di Indonesia.

Sedangkan untuk tantangan hilirisasi ialah:

1. Industri farmasi Indonesia belum berpengalaman dalam produksi vaksin RNA.

2. Pengetahuan dan cara produksi vaksin mamalia (sel CHO) sudah dimiliki oleh sedikit 2 industri vaksin Indonesia yaitu:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com