Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Libatkan Kampus, Menristek-Menkes Bentuk Tim Mutasi Virus

Kompas.com - 10/01/2021, 09:33 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) atau Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menandatangani kesepakatan dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tentang Surveilans Genom Virus SARS CoV-2.

Kesepakatan diantara keduanya, untuk membentuk tim yang mampu mengamati meneliti perkembangan dari genom virus SARS CoV-2. Untuk itu, kedua pihak sepakat Surveilans Genom Virus SARS CoV-2.

Di dalam tim ini, nantinya ada beberapa ahli yang memiliki tugas penting. Misalnya,  mengetahui epidemiologi molekuler, karakteristik virus, dampak pada kesehatan, dan pelacakan kasus untuk manajemen.

Termasuk, pencegahan dan penanggulangan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Disamping untuk mempermudah koordinasi di tingkat nasional dan global.

Tim tersebut tidak hanya akan diisi oleh perwakilan dari dua kementerian. Namun juga Lembaga Biologi Molekular (LBM) Eijkman hingga perguruan tinggi.

Baca juga: GeNose dan cePAD Bisa Jadi Andalan RI untuk Test Covid 19

"Di antaranya juga Eijkman, dan kita akan libatkan perguruan tinggi dan lembaga yang sudah banyak terlibat dalam genome sequencing," kata Menristek/Kepala BRIN Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro saat Penandatanganan MoU Kementerian Kesehatan dan Kementerian Ristek/BRIN yang digelar secara virtual, Jumat (8/1/2021).

Melansir dari laman Kemenristek/BRIN, Bambang mengatakan keberadaan tim ini sangat penting. Mengingat banyaknya mutasi virus corona yang saat ini muncul seperti varian baru Covid-19 di Inggris.

"Kita ingin mempelajari dengan cepat apabila terjadi penyakit yang ternyata lebih berat. Kita juga perlu mendalami penanganan pasien dari hasil Tim Genomic Surveillance," sambungnya.

Terlebih, kata Bambang, saat ini vaksinasi akan segera dimulai. Ia mengingatkan, agar jangan sampai mutasi yang ada saat ini malah menghalangi efektivitas vaksin. "Saat ini belum ada hambatan untuk efektivitas vaksin dari mutasi yang ada. Tapi kita tidak bisa terlalu lega, terlalu cepat lega karena di situ itulah fungsi Genomic Surveillance," ujarnya.

Baca juga: Akademisi UGM Beberkan Parosmia Gejala Baru Covid-19, Wajib Paham

Sebelumnya, Bambang juga sempat mengatakan, jika mutasi virus baik dari Inggris maupun Afrika memang belum masuk ke Indonesia. Namun bukan berarti ancaman varian baru itu tidak berpotensi terjadi di Indonesia.

Ia ingin, adanya tim ini bisa mengetahui lebih cepat potensi terjadi mutasi seperti halnya yang terjadi di Inggris. Serta mutasi yang terjadi tidak menghambat efikasi dari vaksin yang ada.

Lebih lanjut Menteri Bambang menyampaikan bahwa kegiatan surveilans ini dapat segera dilaksanakan. "Hasil Surveilans Genom SARS CoV-2 yang diperoleh secara atau mendekati real time akan memungkinkan Indonesia melakukan prediksi, dan mengambil tindakan pencegahan, penanganan, serta pelaporan yang cepat dan tepat, yang sangat diperlukan dalam upaya pengendalian pandemi ini," jelas Menteri Bambang.

Sementara, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah harus segera menjalin jejaring semua yang mempunyai kemampuan melakukan genom sekuensing. Kemudian, ia meminta ada pertukaran informasi dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih luwes dan fleksibel.

Baca juga: Pakar Unpad: Jalan Menuju Penghapusan Covid-19 Masih Panjang

Serta, para ahli di bidang genom sekuensing harus aktif berkontribusi dan memberikan informasi kepada dunia agar perspektif Indonesia dalam bidang ini dapat diperhatikan dunia. "Saya ingin mulai bulan depan hasil dari kegiatan surveilans ini sudah dapat dilaporkan kepada saya dan Menristek," ujar Menteri Budi.

Ia mengatakan, saat ini seluruh dunia menghadapi musuh tak kasat mata. "Jadi sistem pertahanan Indonesia melalui surveilans genom sangat perlu untuk diperkuat. Indonesia harus tampil di level internasional," ungkap Menkes.

Untuk ruang lingkup Nota Kesepahaman ini, Kemenristek/BRIN dengan Kemenkes, seperti berikut:

  • Pemeriksaan dan analisis sekuen genom virus SARS CoV-2
  • Verifikasi hasil sekuensing
  • Monitoring dan evaluasi
  • Pengelolaan dan pemanfaatan big data
  • Peningkatan kapasitas sumber daya manusia
  • Pemanfaatan bersama sumber daya
  • Pelaporan hasil
  • Rekomendasi kebijakan

Baca juga: Varian Baru Corona, Pakar Unpad: Vaksin Harus Sesuai Mutasi Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com