Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk Mengenal Jurusan Meteorologi ITB Berikut Prospek Kerjanya

Kompas.com - 19/01/2021, 09:33 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Awal tahun ini, Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) telah meluncurkan sistem PMB 2021. Jalur yang pertama untuk masuk PTN ialah melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2021.

Bagi siswa kelas 12 SLTA, maka harus mempersiapkan diri dengan baik. Jika ingin kuliah di kampus negeri maka bisa ikut jalur SNMPTN 2021.

Tapi, apakah kamu sudah menentukan jurusan kuliah yang akan diambil? Apakah kamu senang mengamati cuaca atau mempelajari tentang bumi dan gejala-gejalanya.

Melansir laman Institut Teknologi Bandung (ITB), Selasa (19/1/2021), ada jurusan kuliah yang mempelajari hal itu, yakni jurusan atau Prodi Meteorologi ITB.

Baca juga: Intip Daftar Lengkap Jurusan Kuliah ITB Jenjang S1

Prodi Meteorologi ITB

Apa itu Meteorologi? Ilmu tentang meteor? Tentu saja bukan. Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi dan gejala-gejalanya, yang terkait dengan komponen bumi yang berupa gas atau biasa disebut udara.

Tentunya, semua orang mengetahui cuaca dan iklim dapat sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia. Contohnya saja petani menentukan musim panen dengan melihat cuaca dan iklim, pengetahuan ini sudah diketahui oleh nenek moyang kita sejak lama.

Namun, banyak yang tidak dapat menjelaskan hal tersebut secara ilmiah. Dengan adanya ilmu meteorologi, hal itu dapat dijelaskan secara logis.

Gejala-gejala alam lainnya seperti puting beliung, angin topan, juga akan dipelajari pada program studi Meteorologi.

Tidak hanya mempelajari mengapa bencana alam tersebut terjadi, namun juga mempelajari apa yang dapat dilakukan oleh manusia untuk menanggulangi dan meminimalisir dampak dari bencana alam tersebut.

Ternyata, ilmu meteorologi juga terkait dengan ilmu-ilmu lainnya. Misalnya dengan ilmu Arsitektur. Dengan pengetahuan para ahli meteorologi, maka para arsitek dapat mendesain bangunan-bangunan sesuai dengan kondisi iklimnya.

Di Eropa sebagai contoh, karena sering terjadi salju bahkan badai, maka bangunan-bangunan atapnya dibuat dengan kemiringan yang besar agar salju yang tidak sempat menumpuk di atas tetapi cepat meluncur ke bawah.

Contoh lainnya adalah desain rumah di Jepang. Ternyata penggunaaan bahan baku kayu sebagai bahan utama rumah-rumah di Jepang juga disesuaikan dengan kondisi iklim dan cuaca di sana.

Karena sering terjadi gempa, maka material terbaik yang dapat digunakan adalah kayu, karena kayu cenderung akan lebih lentur.

Nantinya, program studi Meteorologi, kamu juga akan belajar beberapa perangkat lunak yang dapat dipergunakan untuk memprediksi cuaca, dan ilmu-ilmu yang terkait tentang itu.

Prospek kerja

Adapun kompetensi lulusan Meteorologi adalah memprediksi dan mengetahui bagaimana kecenderungan gejala-gejala cuaca dan keterkaitannya dengan kehidupan manusia.

Beberapa bidang dan instansi yang bisa dimasuki oleh Sarjana Meteorologi adalah sebagai berikut:

1. Instansi Pemerintahan

Khususnya di Badan Meteorologi dan Geofisika, BPPT, dan institusi sejenis. Sarjana Meteorologi sangat dibutuhkan untuk melakukan analisis terhadap cuaca dan membuat prakiraan cuaca.

2. Akademisi

Menjadi staf pengajar atau dosen di perguruan tinggi negeri maupun swasta.

3. Peneliti

Menjadi peneliti di institusi-institusi dan badan riset pemerintah maupun swasta.

Baca juga: Pakar ITB: Gunung Merapi Luncurkan Lava, Aneka Warna Cerminkan Suhu

4. Pertanian

Bidang pertanian merupakan bidang yang paling banyak membutuhkan ilmu Meteorologi, seorang Sarjana Meteorologi dapat menjadi analis di bidang ini.

5. Industri

Sarjana Meteorologi dapat menjadi ahli atau konsultan dalam membuat alat-alat yang terkait dengan bidang Meteorologi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com