Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa ITS Buat Aplikasi Layanan Rapid Test di Rumah

Kompas.com - 30/12/2020, 13:10 WIB
Dian Ihsan,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penderita Covid-19 di Indonesia makin meningkat setiap waktu. Data per Selasa, 29 November 2020, jumlah penderita Covid sudah mencapai 727 ribu orang.

Guna mengatasi masalah itu, tiga mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membuat sebuah aplikasi bernama Anti Covid, yang menawarkan perlindungan diri dari Covid-19.

Baca juga: 18 Orang Terpapar Covid-19 di Lingkungan ITS

Ketiga mahasiswa itu adalah Rosalia Kurniasari, Belinda Kezia Purwanto, dan M Dinandya Hendrico yang tergabung dalam Tim Hore.

Mereka membuat sebuah inovasi berupa aplikasi yang bekerja sama dengan tenaga medis dan relawan. Salah satu fitur unggulan Anti Covid ini adalah layanan rapid test dari rumah.

Ketua Tim Hore, Rosalia Kurniasari menjelaskan, bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia masih belum memenuhi aturan protokol kesehatan dan tidak paham mengenai prosedur rapid test.

Kemudian masih banyak masyarakat yang takut untuk melakukan rapid test di rumah sakit. Karena melihat kemungkinan terjangkit virus Covid-19 di rumah sakit sangat tinggi.

Padahal pada era new normal ini banyak kepentingan yang membutuhkan hasil rapid test, misalnya saat akan menaiki kendaraan umum seperti kereta. Oleh karena, tim Hore menyediakan fitur layanan rapid test dari rumah.

"Sehingga masyarakat itu tidak perlu khawatir terkena virus Covid-19 dari rumah sakit," ucap Rosalia, melansir laman ITS, Rabu (30/12/2020).

Dia mengaku, ketika pengguna telah melakukan rapid test, maka hasilnya dapat diunduh melalui aplikasi.

Apabila pengguna dinyatakan positif, bilang dia, maka pasien akan diberi peringatan isolasi mandiri yang akan diawasi oleh tenaga kesehatan selama 14 hari sesuai dengan aturan yang ada.

Baca juga: Menkes Budi Gunadi Terpilih Jadi Anggota MWA ITS

Selain itu, menurut dia, ada beberapa fitur lain yang ditawarkan, seperti pengguna dapat melakukan konsultasi terkait Covid-19 secara daring dengan tenaga medis.

"Pengguna juga dapat mengetahui berita kesehatan terbaru khususnya mengenai info Covid-19," ungkap wanita yang akrab disapa Rosa ini.

Aplikasi cegah penularan Covid-19

Dia mengatakan, aplikasi Anti Covid ini juga dapat membantu mencegah penularan dengan social distancing. Sebab, aplikasi ini dilengkapi dengan sistem director finding, sehingga mampu melacak lokasi pengguna.

"Apabila terdapat dua pengguna atau lebih dalam jarak berdekatan, maka akan muncul notifikasi berupa peringatan untuk saling berjaga jarak satu sama lain," ucap mahasiswa angkatan 2019 ini.

Dia menyebutkan, teknologi yang digunakan untuk melacak lokasi pengguna yaitu menggunakan fitur Bluetooth 5.1 dengan dilengkapi Bluetooth Low Energy (BLE), sehingga tidak banyak menguras baterai ponsel.

Selain itu, aplikasi berbasis mobile ini dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan framework JQuery Mobile.

Dia berharap, ide ini dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi aplikasi yang sebenarnya. Sehingga dapat membantu melindungi dan mengedukasi masyarakat.

Lalu untuk mempermudah pelayanan kesehatan, apalagi di masa pandemi era new normal seperti sekarang ini.

Baca juga: GeNose UGM Deteksi Covid-19 hingga 12 Ribu Orang per Hari

"Tetap saja, semua ini juga perlu dukungan berupa kesadaran masyarakat akan pentingnya mematuhi dan melaksanakan protokol kesehatan yang berlaku," tukas Rosa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com