Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana APBN 2021, Fokus Pendidikan untuk Tingkatkan Skor PISA, PAUD, dan Guru

Kompas.com - 14/10/2020, 09:33 WIB
Elisabeth Diandra Sandi,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

 

2. Literasi matematika

Skor PISA 2015: 386
Skor PISA 2018: 379
Skor rata-rata 79 negara peserta survei PISA 2018: 489

3. Literasi sains

Skor PISA 2015: 403
Skor PISA 2018: 396
Skor rata-rata 79 negara peserta survei PISA 2018: 489

Nilai PISA 2018 yang diperoleh Indonesia cenderung stagnan atau dalam keadaan terhenti dalam 10 sampai 15 tahun terakhir.

Hal ini membuat Indonesia juga berada pada peringkat ke-72 dari 77 negara dalam kompetensi membaca.

Baca juga: Nilai PISA Siswa Indonesia Rendah, Nadiem Siapkan 5 Strategi Ini

Untuk bidang matematika, skor Indonesia berada di peringkat 72 dari 78 negara.

Sementara itu, peringkat Indonesia mengacu nilai sains ada di peringkat ke-70 dari 78 negara.

Tes PISA yang diselenggarakan oleh Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development / OECD) ini memberikan model tes yang sama terhadap siswa dari 79 negara di dunia.

Soal yang mereka berikan juga diterjemahkan ke dalam bahasa tiap-tiap negara.

Penyelenggaraan tes PISA memang bukan untuk menguji penguasaan siswa terhadap konten kurikulum, melainkan mengetahui apakah siswa bisa mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam permasalahan kehidupan sehari-hari.

Strategi Nadiem untuk PISA

Terkait menurunnya skor PISA, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim pun mengganti program Ujian Sekolah Berbasis Nasional (USBN) dengan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM).

Dengan AKM, sekolah maupun pemerintah bisa mengukur kinerja sekolah berdasarkan kemampuan literasi membaca dan numerasi siswa.

Pasalnya, literasi membaca dan numerasi menjadi fokus berbagai tes internasional. Tidak hanya PISA, Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) turut menekankan kemampuan tersebut.

"Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar juga akan digunakan untuk mengukur aspek-aspek non-kognitif untuk mendapatkan gambaran mutu pendidikan secara holistik," ungkap Nadiem pada Jumat (3/4/2020) silam.

Hingga saat ini, Nadiem sudah memastikan bahwa USBN 2021 akan digantikan dengan Asesmen Nasional.

Asesmen Nasional merupakan strategi Nadiem yang terdiri dari AKM, Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com