Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita “Anak Seribu Pulau Episode: Solo” Belajar dari TVRI 6 Juni 2020

Kompas.com - 06/06/2020, 22:29 WIB
Irfan Kamil,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Program Belajar dari Rumah di TVRI hadir kembali dengan tayangan Cerita Sabtu Pagi Anak Seribu Pulau dengan Episode “ Solo” pada 6 Juni 2020.

Belajar dari Rumah adalah program Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud) memberikan alternatif pendidikan bagi semua kalangan di masa darurat Covid-19.

Berikut adalah cerita “Anak Seribu Pulau Episode: Solo” yang tayang pada pukul 08.00 -08.30 WIB pada Sabtu 6 Juni 2020.

Diceritakan anak bernama Eni, tinggal di Pilang. Desanya dilintasi sungai Bengawan Solo yang terkenal. Eni pernah mendengarkan lagu "Bengawan Solo" di Radio.

Ibunya cerita kalau sungai ini melewati Kota Solo yang dikenal dengan Keraton, Pasar Klewer, Kebun Binatang dan Pasar Malam Semarak.

Kata Ibu, Eni pernah dibawa ke Solo melihat Pasar Malam Sekatenan. Umurnya baru dua tahun waktu itu sehingga Eni tidak ingat apapun.

Baca juga: Cerita Sabtu Pagi Anak Seribu Pulau: Timor Timur”, Belajar dari TVRI 23 Mei 2020

Sehabis belajar, terkadang Eni masih suka membatik sampai akhirnya mengantuk. Ibu menegurnya untuk cepat pergi tidur. “Besok telat masuk sekolah,” kata Ibu.

Eni membatik sejak umur lima tahun, Ibunya yang pertama kali mengajari Eni membatik. Bapak Eni tidak bisa membatik. Bapaknya berjualan semangka di Masaran.

Eni punya adik masih bayi. Eni buatkan kupu-kupu cetakan dari kertas dan cat air untuk menggodanya. Untuk Eni, membatik seperti membuat taman bunga untuk kupu-kupu.

Eni biasa naik sepeda ke mana-mana. Kalau berangkat sekolah bersama Tri Wahyuni dan Sri. Eni senang memperhatikan kupu-kupu hijau yang beterbangan di atas pematang sawah. Indah sekali.

Di Pilang, hanya ada satu tempat pencelupan dan pewarna batik, yaitu di tempat Pakdhe Sartono. Di sini tempat Eni melihat hasil kerjanya dan teman-teman menjadikan kain batik yang indah.

Sehabis diwarnai dan di celup, batik diangin-anginkan. Di sini sering Eni berkhayal melihat batiknya berwarna-warni seperti bunga asli.

Selain batik, banyak orang di Pilang mencari pasir di Bengawan Solo. Biasanya mereka mengambil pasir di musim hujan karena sungai dangkal.

Eni bangga pada Desanya, hampir semua pembatik yang bekerja di Solo dan Yogja berasal dari Pilang, karena hasil pekerjaan batiknya halus dan bagus.

Hari ini Eni bersama Tri Wahyuni dan Sri menyetor batik ke Pakdhe Sartono untuk di celup dan diwarnai. Eni menyetor 2 buah batik. Kata Pakdhe Sartono hasil batikkannya sudah bagus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com