Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Siswa SD di Indonesia, Tak Punya Handphone sampai Rindu Sekolah

Kompas.com - 31/05/2020, 07:31 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

KOMPAS.com - Handphone, laptop, dan internet adalah sebuah kemewahan yang tak Rivaldi miliki seperti anak-anak di kota besar.

Agar bisa belajar secara jarak jauh, Rivaldi harus hidup terpisah dari keluarganya.

Itulah kisah curahan hati (curhat) Rivaldi R. Yampata, siswa kelas IV SD 016 Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur yang tinggal bersama kerabatnya selama belajar di tengah masa Covid-19.

Kisah Rivaldi adalah hasil seleksi dari 6.689 surat yang dikirimkan oleh siswa SD dan guru se-Indonesia pada 11-17 Mei 2020 lalu dan kemudian dibacakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim.

“Tahun ini saya dititipkan Mama dengan seorang guru yang sudah lama dikenal. Alhamdulillah selama saya di sini semua tugas yang diberikan guru, bisa saya selesaikan dengan baik karena dibimbing dengan kakak-kakak di rumah saya, Kak Abi dan Kak Tiara," tulis Rivaldi seperti dikutip dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Baca juga: Kisah Getir dari Guru Kunjung pada Hari Pendidikan Nasional Kita

Rivaldi tak punya handpohone. Kakak-kakaknya di tempat tinggalnya membantu tugas melafalkan tugas bacaan salat dan kosakata bahasa Inggris beserta artinya lewat video.

Rivaldi yang bercita-cita ingin menjadi polisi itu juga menceritakan kesehariannya beternak lele menggunakan media drum dan berkebun selama ia tinggal di keluarga barunya.

Nadiem sangat terkesan karena Rivaldi dan keluarganya tetap produktif melakukan kegiatan di rumah.

“Meskipun dalam krisis bagus bisa berkreasi menjadi wirausaha,” kata Nadiem.

Kisah kedua datang Alfiatus Sholehah, siswa kelas VB SDN Pademawu Barat 1, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.

Seperti halnya Rivaldi, Alfiatus menyampaikan keinginannya untuk segera bisa kembali ke sekolah, bertemu dengan teman-teman dan guru-gurunya.

“Bapak Menteri saya dilahirkan dari keluarga yang kurang mampu. Orang tua saya hanya buruh tani. Dengan adanya corona saya jadi bingung karena belajarnya harus pakai HP Android. Sedangkan saya tidak punya," cerita Alfiatus.

Foto : Saat Vensilias Deki dan Sofia Rolin, para pelajar SMP asal Desa Golo Wune, Kecamatan Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur, NTT belajar di rumah mereka, Selasa (5/4/2020).Kompas.com/Nansianus Taris Foto : Saat Vensilias Deki dan Sofia Rolin, para pelajar SMP asal Desa Golo Wune, Kecamatan Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur, NTT belajar di rumah mereka, Selasa (5/4/2020).

Alfiatus prihatin dengan ibunya lantaran harus mencari pinjaman uang untuk membeli paket internet. Ibunya berhutang agar Alfiatus bisa belajar di rumah.

"Tapi saya ingin segera masuk sekolah ingin ketemu guru dan teman-teman saya. Apalagi sekarang bulan Ramadan. Biasanya di sekolah diadakan kegiatan Pondok Ramadan. Tapi karena Corona semua itu tidak ada lagi,” tulis Alfiatus dalam suratnya kepada Nadiem.

Nadiem mengatakan bahwa kini dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bisa digunakan untuk membantu siswa membeli paket internet.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com