Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Perancis, Korsel Tutup Kembali 250 Sekolah Setelah Sempat Dibuka

Kompas.com - 29/05/2020, 15:23 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Lebih dari 200 sekolah di Korea Selatan kembali ditutup setelah beberapa hari sebelumnya sempat dizinkan kembali siswa untuk kembali belajar di ruang kelas. Pembelajaran siswa kembali dilakukan secara daring.

Melansir BBC.com, kebijakan penutupan kembali sekolah dilakukan setelah minggu lalu Kamis (21/5/2020), Korea Selatan melaporkan 79 dugaan kasus baru Covid-19 dalam 24 jam, jumlah tertinggi dalam dua bulan.

Para pejabat khawatir karena kasus-kasus tersebut kembali bermunculan di daerah-daerah padat penduduk.

Penutupan kembali sekolah

Langkah cepat diambil Pemerintah Korea Selatan. Mereka menyerukan kampanye jarak sosial yang lebih ketat selama dua minggu ke depan. Taman umum dan museum akan ditutup baik di Seoul maupun di kota-kota sekitarnya.

Baca juga: Belajar dari Perancis, 70 Kasus Covid-19 Ditemukan Setelah Siswa Kembali Sekolah

 

Kegiatan bisnis dan perkantoran juga didesak untuk mendorong kerja yang lebih fleksibel, dan penduduk sekali lagi diminta menghindari pertemuan atau kerumunan.

Termasuk di antaranya, penutupan kembali sekitar 250 sekolah, hanya berselang beberapa hari setelah mereka membuka sekolah untuk jutaan anak.

Padahal, sekolah-sekolah di Korea Selatan telah menjalankan protokol kesehatan sangat ketat pascakembalinya siswa ke sekolah.

Beberapa tindakan preventif dilakukan sekolah Korea antara lain; pemeriksaan suhu tubuh dengan komputer, penggunaan masker dan hand sanitezer selama pembelajaran, menjaga jarak antrean, penyemprotan disinfektan, pengecekan berkala suhu siswa dalam kelas, menjaga jarak meja-kursi hingga melarang siswa saling bersalaman dan berpelukan.

Hal yang sama di Perancis

Kebijakan penutupan kembali sekolah setelah dibuka kembali juga dialami Pemerintah Perancis. Perancis telah menemukan setidaknya terdapat 70 kasus Covid-19 baru di sekolah-sekolah yang diizinkan dibuka kembali pekan lalu.

Pemerintah Perancis awalnya telah menutup sekolah dan lembaga pendidikan tinggi sejak 17 Maret 2020 sebagai langkah awal menahan penyebaran virus corona. Di Perancis tercatat lebih dari 180.000 kasus virus dengan lebih dari 28.000 kematian pada Senin (18/5/2020).

Setelah dua bulan melakukan pembatasan sosial, Perancis kembali melonggarkan pembatasan termasuk pembukaan kembali beberapa bisnis atau toko dan sekolah.

Jean-Michel Blanquer menyebut peristiwa ini sebagai sebuah kejadian yang "tidak dapat dihindari."

"Tidak bisa dihindari hal semacam ini akan terjadi," katanya. "Dalam hampir semua kasus, (penularan) ini terjadi di luar sekolah," jelasnya.

Baca juga: Tahun Ajaran Baru Juli, Ikatan Dokter Anak: Kemungkinan Wabah Belum Teratasi

Blanquer menyampaikan 70 kasus adalah proporsi kecil dari 1,4 juta anak sekolah yang telah kembali. Namun ia kemudian menegaskan sekolah yang terkena dampak akan segera ditutup.

Media Perancis melaporkan tujuh sekolah di Prancis Utara ditutup sebagai respon atas temuan kasus baru ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com