Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Suka Duka Mahasiswa Tingkat Akhir Selesaikan Skripsi di Tengah Corona

Kompas.com - 03/04/2020, 07:30 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

Fikri saat ini berada di ujung tanduk. Ia saat ini tengah menjalani tahun keenam perkuliahannya.

Fikri terus berjuang untuk menyelesaikan skripsinya di bawah tengah ancaman Drop Out (DO) jika tak bisa menyelesaikan skripsi semester ini. Saat ini, ia mesti melakukan wawancara secara online untuk melengkapi informasi untuk pengerjaan skripsi.

"Itu yang agak berat sih. Belum tentu yang dihubungi juga bisa. Terus narasumber banyak yang sibuk mendadak dengan Work From Home," kata Fikri saat dihubungi Kompas.com.

Sulitnya mencari literatur juga dirasakan Fikri. Ia tak bisa mengunjungi tempat-tempat untuk melihat arsip yang ia butuhkan sebagai data pendukung skripsi.

"Saya juga mau pinjam buku ke beberapa kenalan di Tangerang Selatan, Jakarta Selatan, sama Jakarta Pusat jadi tak bisa karena sementara mereka tak terima tamu. Buku-bukunya susah didapatkan online," katanya.

Selain itu, Fikri tak bisa melakukan wawancara mendalam ke beberapa narasumber skripsi di lapangan. Menurutnya, proses pengerjaan skripsinya tak cukup dari sekedar riset.

"Makanya harus ke lapangan juga, mencari berkas-berkas, mengunjungi narasurmber sekalian berkontak sama pihak narasumber lain," tambahnya.

Dalam proses pengerjaan skripsi, tak jarang ia merasa kesepian di indekos. Rekan-rekan indekost Fikri sudah banyak yang pulang ke rumah masing-masing dan juga hampir tak ada teman untuk mengerjakan skripsi bersama.

"Hampir tak ada teman buat ngerjain bareng karena yang diajak bareng pun takut buat ketemu-ketemu dan takut saling nularin. Ada sih paling satu dua," ujar Fikri.

Baca juga: Mahasiswa Tingkat Akhir Unpad yang Terancam DO dapat Kebijakan Khusus, Apa Itu?

Di kesulitan saat ini, Fikri masih terus menghubungi narasumbernya sambil mengecek penulisan skripsinya. Ia juga mencicil untuk membuat daftar singkatan, tabel, istilah, peta, daftar pustaka, dan lainnya.

Meski dikepung kesulitan, Fikri tetap bersyukur dengan kondisi yang ia jalani. Fikri bersyukur karena mendapat dosen pembimbing skripsi yang mudah dihubungi, selalu memberi semangat, dan memberikan umpan balik.

Ia berharap wabah pandemi corona ini cepat selesai sehingga wisuda semester genap 2020 bisa terselenggara. Dengan begitu, orangtuanya dari Bengkulu bisa melihat Fikri diwisuda.

"Maklum, mereka (orangtua Fikri) belum pernah nengokin sejak saya jadi mahasiswa tahun 2014. Saya targetkan akhir April skripsi sudah jadi seluruhnya dan siap sidang," kata Fikri.

4. Kiki (Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Tanjung Pura, 2016)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com