Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UNS Buka Layanan Konsultasi Psikologi Daring untuk Mahasiswa yang Cemas Akibat Corona

Kompas.com - 02/04/2020, 08:00 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

KOMPAS.com - UNS membuka Layanan Konsultasi Psikologi Daring untuk mahasiswa UNS secara gratis. Layanan konsultasi tersebut ditujukan bagi mahasiswa UNS yang mengalami kecemasan akibat merebaknya infeksi Coronavirus Disease (Covid-19) di sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk di Solo.

Koordinator Unit Layanan Psikologi Daring, Berliana Widi Scarvanovi, M.Psi, mengatakan bila layanan psikologi yang ditujukan bagi mahasiswa UNS tersebut dilakukan secara daring.

Mahasiswa UNS dapat menghubungi narahubung Layanan Konsultasi Psikologi Daring untuk menentukan jadwal konsultasi.

Sebelum memberikan konseling, psikolog FK UNS terlebih dahulu akan melakukan assessment atau pengambilan data untuk menentukan pola/ metode yang cocok dengan mahasiswa.

“Kami dari Program Studi (Prodi) Psikologi Fakultas Kedokteran (FK) UNS tenaga konsultasinya adalah dosen-dosen psikologi," kata Berliana.

Ia menambahkan ada sekitar tujuh dosen yang saling bergantian setiap hari untuk melayani konsultasi.

“Kami menangani supaya mahasiswa yang merasa terganggu dengan kecemasannya akibat Covid-19 agar bisa mengurangi rasa cemasnya, kesehatannya meningkat, bisa beraktivitas secara baik, berpikir lebih jernih," ujar Berliana.

Dosen pada Prodi Psikologi FK UNS itu melihat adanya potensi menurunnya tingkat kesehatan mental mahasiswa UNS akibat status Kejadian Luar Biasa (KLB) Covid-19 Kota Solo.

Berliana menerangkan bila kecemasan maupun kekhawatiran dapat mengakibatkan turunnya tingkat kesehatan seseorang.

Hal tersebut disebabkan oleh rasa khawatir/ cemas berlebihan yang pada akhirnya membuat kekebalan tubuh seseorang menjadi lemah dan membuatnya mudah terkena penyakit.

Dalam situasi KLB Covid-19 di Solo seperti saat ini, Berliana memaklumi munculnya rasa cemas yang dialami oleh masyarakat, termasuk kalangan mahasiswa.

Cemas tak selalu buruk

Ia mengatakan bahwa rasa cemas yang dialami seseorang merupakan respon yang normal dari manusia saat mengalami kondisi krisis/ tertekan.

“Cemas itu tidak selalu buruk. Cemas adalah alarm dari tubuh bahwa ada suatu bahaya yang mendekat. Sebenarnya cemas itu dalam level yang normal justru sehat karena berarti kita diingatkan. Kondisi KLB Covid-19 ini intinya mengancam. Sebenarnya di saat seperti ini cemas cukup wajar. Namun, ada beberapa orang yang meresponnya secara berlebihan,” imbuhnya.

Saat berada di situasi krisis/ tertekan, tentu tingkat kecemasan masing-masing orang akan berbeda-beda. Ada yang menunjukkan kecemasan secara normal, namun ada juga yang cemas secara berlebihan.

Berliana mengkhawatirkan bila kecemasan seseorang melebihi batas wajar, orang tersebut akan terganggu dengan kecemasannya dan berakibat pada ketidakmampuan dirinya berpikir secara rasional.

Padahal, dalam kondisi krisis/ tertekan seseorang justru diharapkan untuk dapat berpikir secara rasional.

“Kami menangani supaya mahasiswa yang merasa terganggu dengan kecemasannya akibat Covid-19 agar bisa mengurangi rasa cemasnya, kesehatannya meningkat, bisa beraktivitas secara baik, berpikir lebih jernih," kata Berliana.

Berliana menyebutkan pihak berharap mahasiswa bisa bertahan melewati situasi wabah pandemik Covid-19 ini.

"Jadi, konsultasi ini bukan konsultasi yang membuat si klien bergantung kepada kami, tapi kami juga akan memberikan beberapa tips agar bisa mengelola tingkat kecemasannya. Cemas boleh tapi juga harus tetap sehat,” terang Berliana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com